PortalMadura.Com, Sumenep – Bupati Sumenep, A Busyro Karim dengan tegas menyampaikan bahwa santri adalah orang yang santun.
“Santun berbicara, santun dalam bermedia, santun dalam berprilaku dan santun dalam semua hal,” katanya, dalam sambutan pelaksanaan peringatan Tahun Baru Islam dan Haul Raja-raja Sumenep serta malam Tasyakuran Hari Santri Nasional (HSN) 2018 di depan Masjid Jamik Sumenep, Rabu (24/10/2018) malam.
Ia menjelaskan, selama menempuh pendidikan di pondok pesantren, para santri telah diajari tawaduk, menghormati pada yang muda dan kepada yang lebih tua serta diajari santun dalam melakukan komunikasi.
“Sehingga, mau menjadi apa saja, santri tetap santun,” ujarnya.
Disebutkan, dewasa ini telah banyak menyebar berita bohong atau hoaks. Banyak berita palsu yang harus dihindari oleh para santri.
“Jika Rasulullah mengajarkan tahan bicaramu, kalau sekarang tahan bentuk tulisanmu, misalnya di media sosial yang mengandung ujaran kebencian,” katanya.
Pihaknya mengajak para santri agar melakukan gerakan kesantunan pada momentum peringatakan hari santri nasional ini. “Hari santri milik santri dan milik kita semua,” tandasnya.
Pada momen tersebut ribuan santri dari berbagai pesantren di Sumenep hadir dalam kemasan peringatan Tahun Baru Islam dan Haul Raja-raja Sumenep serta malam Tasyakuran Hari Santri Nasional (HSN) 2018.
Para santri menggelar kirab bendera merah putih dan bendera NU dari kantor PC NU Sumenep di Desa Gedungan menuju depan Masjid Jamik Sumenep. Kirab bendera diiringi dengan mars Subbanul Wathon dan musik drum band.
Acara tersebut juga diisi dengan penampilan 1000 hadrah dan bersama Ki Ageng Ganjur, Yogyakarta. Doa dan tahlil bersama untuk raja-raja dan para bupati Sumenep yang telah meninggal dunia mewarnai rangkaian kegiatan tersebut.(Hartono)
DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI
