PortalMadura.Com, Sumenep – Sebuah kitab suci agama Islam berupa mushaf Al Quran menjadi magnet bagi pengunjung museum Keraton Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Konon, Al Quran tersebut ditulis tangan oleh Sultan Abdurrahcman, penguasa negeri Sumenep tahun 1811-1854 masehi dengan membutuhkan waktu hanya satu hari satu malam.
Al Quran lengkap 30 juz berukuran 30×30 centimeter itu, ditulis tangan menggunakan kallam, sebuan alat tulis tempo dulu yang dibuat secara alami.
“Sampai saat ini, Al Quran itu menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung museum yang datang dari berbagai daerah. Tentu mereka mengharapkan berkah, bagi mereka yang beragama Islam,” kata Disparbudpora Sumenep, Sufianto, Minggu (23/4/2017).
Salah satu karya monumental peninggalan Raja bertitle Letterkundige, sebuah gelar Doktor Honoris Causa di bidang kesusastraan dari Pemerintah Inggris waktu itu, tersimpan rapi dalam lemari kaca di gedung Museum Keraton Sumenep.
Cerita tutur para sesepuh Keraton Sumenep yang notabene merupakan keturunan Sultan Abdurrachman, disebutkan bahwa hampir tiap malam sang Raja menulis kitab, termasuk mushaf Al-Qur'an 30 juz tersebut.
Uniknya, Sultan Abdurrachman tidak menyediakan obor atau penerang yang digantung atau tempat khusus layaknya penerangan pada umumnya.
Namun, para putra Sultan yang menjadi pemegang obor setiap malam hingga fajar menyingsing. Sulit dibayangkan, para Pangeran bergantian memegang obor semalam suntuk sambil berdiri.
Hal tersebut menggambarkan bentuk didikan yang keras untuk menjalani kehidupan yang harus diterpa dengan keikhlasan, ketabahan dan kepatuhan.(Hartono)
DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI
