PKB dan PDIP “Cerai” pada Pilkada Sumenep 2020, Kuda Hitam Incar Kekuasaan

Avatar of PortalMadura.com
PKB dan PDIP "Cerai" pada Pilkada Sumenep 2020, Kuda Hitam Incar Kekuasaan
ilustrasi

Kuda Hitam Incar Kekuasaan

Kasak-kusuk untuk mengambil alih kekuasaan tak terpublis ke media massa. Namun, gerakan arus bawah mulai tercium, misalnya, keinginan ada calon independen yang akan menampilkan tokoh pondok pesantren.

Jalur independen akan dilalui bila keinginan mereka tidak terakomudir oleh partai politik. Sebut saja, salah satunya, gerakan calon bupati menuju bermartabat.

Baca Juga : Menunggu Reformasi Kepemimpinan Sumenep

Di pihak lain, kekuatan raksasa akan hadir ditengah pencarian kepemimpinan Sumenep lima tahun kedepan yang sedang dibangun sejumlah partai politik dari selain PKB dan PDI Perjuangan.

Bila merujuk pada perolehan kursi di parlemen hasil Pemilu 2019, PPP dan Demokrat masing-masing mampu mengantarkan 7 kadernya di parlemen. PAN dan Gerindra masing-masing 6 kursi.

Empat parpol tersebut sama-sama dikendalikan tokoh besar di Sumenep. Misalnya, PPP dalam kepemimpinan Ra Mamak (K.H Mohammad Shalahuddin A.Warits Ilyas), PP Annuqayah, Guluk-guluk, Sumenep.

DPC Partai Demokrat dalam kepemimpinan Soengkono Sidik, pensiunan pejabat dan pernah menjadi Wakil Bupati Sumenep. Dan Gerindra Sumenep dalam kendali KH. Ilyasi Siraj (adik kandung mantan Bupati Sumenep, KH. Ramdlan Siraj). Begitu juga PAN Sumenep yang dinahkodai, Badrus Syamsi.

Selain itu, ada NasDem yang memperoleh 3 kursi. DPC NasDem Sumenep, dikendalikan KH. Tirmidzi Mas'od (pengasuh Pondok Pesantren Nasy'atul Muta'allimin Gapura, Sumenep).

Partai Hanura Sumenep juga meraih 3 kursi di parlemen. DPC Hanura Sumenep dalam kendali Ny. Hj. Dewi Khalifah (Nyi eva) pengasuh Pondok Pesantren Aqidah Usmuni Terate, Sumenep. Nyi Eva dua kali nyalon wakil Bupati Sumenep.

Disusul PKS mendapatkan 2 kursi dan PBB 1 kursi. Selengkapnya perolehan kursi DISINI

Partai politik yang meraih kursi di parlemen tersebut tentu samangatnya sama ingin mengambil bagian dari proses .

Bisa saja, para petinggi partai politik melakukan koalisi untuk mengantarkan calon yang sudah ada atau membangun kekuatan baru untuk mengambil alih kekuasaan dari PKB dan PDI Perjuangan. Siapa kuda hitam?. Tunggu seri selanjutnya(*)

 

Baca Juga :

(*)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.