PortalMadura.Com, Sampang – Trisno Riyadi (32), warga Jalan Panglima Sudirman, Kelurahan Dalpenang, Kota Sampang, Madura, Jawa Timur terpaksa menjalani hidupnya dengan kaki dirantai disebuah gubuk reot.
Bapak satu anak ini sudah lima tahun hidup sendiri di gubuk dari anyaman bambu di pinggir sungai berukuran 2×1,5 meter. Lokasinya, tak jauh dari rumah keluarganya yang mengurus setiap hari.
Dia dirawat oleh Suaibah (50) ibu kandungnya sendiri, bersama Awi (52) bapak tiri, dan dibantu Sucipto (34) kakak kandungnya.
“Trisno Riyadi sering berteriak keras dan mengganggu warga yang lewat di depan rumah, sehingga kakinya dirantai,” kata Suaibah, ibu Trisno Riyad, Jumat (13/2/2015).
Ia mengalami setres ringan sejak sekolah SMP. Waktu itu, sering melamun dan pernah kesurupan. Gangguan jiwanya semakin parah setelah nikah dan mempunyai anak satu.
“Dia (Trisno,red) juga sering ngamuk. Anak dan istrinya akhirnya pulang sama orang tuanya,” tambah kakak kandungnya, Sucipto.
Selama ini, keluarganya hanya membawa Trisno Riyadi pada pengobatan alternatif, tapi tidak membuahkan hasil.
“Kami pasrah dengan kondisi Trisno, karena tidak mungkin untuk diobati yang harus mengeluarkan biaya besar,” pungkasnya.(dedet/htn)