Serangan Jantung Jadi Penyebab Tertinggi Jemaah Haji Indonesia Meninggal Dunia

Avatar of PortalMadura.Com
Serangan Jantung Jadi Penyebab Tertinggi Jemaah Haji Indonesia Meninggal Dunia
Ilustrasi: Jemaah haji mempersiapkan diri di dalam bus sebelum berangkat ke kota suci Mekah di rumah kos Haji Pondok Gede di Jakarta, Indonesia pada 17 Juli 2018.( Anton Raharjo - Anadolu Agency )

PortalMadura.Com, – Sebagian besar jemaah haji asal yang sudah meninggal di tanah suci dikabarkan disebabkan karena masalah jantung.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusuf Singka mengatakan pada Sabtu, hingga hari ke-25 pelaksanaan ibadah haji, dari 49 kematian 61 22 persen di antaranya disebabkan oleh penyakit jantung.

Sama dengan tahun lalu, dari total jemaah meninggal, 47 persen di antaranya disebabkan karena penyakit jantung. Sementara tahun 2016 sebanyak 52 persen jemaah meninggal karena penyakit ini.

“Sejak satu dekade terakhir ini, penyebab kematian terbanyak pada jemaah haji adalah penyakit jantung,” kata Eka dalam siaran persnya.dilaporkan Anadolu Agency, Sabtu (11/8/2018).

Penanganan penyakit ini, kata Eka perlu dilakukan dengan pendekatan lebih ketat dan komprehensif. Melibatkan para ketua regu Jemaah haji agar mengingatkan dan memastikan Jemaah dengan penyakit ini tidak melaksanakan kegiatan-kegiatan yang cukup berat, disiplin istirahat dan minum obat setiap hari.

“Setiap tahun Kementerian Kesehatan selalu mengirimkan dokter spesialis jantung ke Tanah Suci. Tahun ini ada lima spesialis jantung di Makkah dan siap dikontak 24 jam,” ujar dia.

Zakky Kurniawan salah satu dokter spesialis penyakit jantung di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah mengatakan pentingnya penyaringan awal saat mulai di Tanah Air. Bila calon ada jemaah dengan risiko tinggi, harus sudah disiapkan jauh-jauh hari termasuk pendampingnya.

“Pendampingnya harus bersedia tidak menjalankan ibadah-ibadah sunah karena harus mendampingi jemaah yang sakit, karena mereka harus benar-benar dipantau minum obatnya, makannya, dan istirahatnya,” kata Zakky.

Jemaah dengan risiko tinggi penyakit jantung bisa semakin buruk keadaannya karena banyak faktor. Misalnya soal iklim, jemaah yang sudah tua akan lebih sulit beradaptasi dengan iklim di Arab Saudi.

Contoh lain adalah soal turunnya daya tahan tubuh karena enggan makan. “Jemaah lanjut usia biasanya malas makan bila menunya tidak cocok. Kalau malas makan, imunitasnya akan turun dan jemaah akan mudah sakit,” tambahnya.

Menurut Zakky, fasilitas kesehatan di KKHI Makkah cukup lengkap, namun bila ada kasus lebih lanjut, jemaah langsung dirujuk ke RS Arab Saudi.

Eka mengingatkan ada enam hal yang harus dipenuhi jemaah berisiko penyakit jantung. Yaitu selalu meminum obat dan membawanya ke mana pun dia pergi. Tidak boleh kelelahan, memeriksakan diri ke dokter secara reguler. Kemudian istirahat cukup dan menghentikan kegiatan saat merasa sesak nafas. (AA)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.