PortalMadura.com- Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengirim 9.825 botol vaksin campak ke Kabupaten Sumenep menyusul merebaknya wabah penyakit tersebut yang telah menjangkiti 1.944 orang dan menyebabkan 12 penderita meninggal dunia sejak Januari hingga 17 Agustus 2025.
Langkah ini diambil setelah Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes-P2KB) Kabupaten Sumenep resmi menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) campak dan meminta bantuan vaksin kepada Pemprov Jatim. Vaksin diperkirakan tiba di Sumenep pada malam harinya untuk segera digunakan dalam imunisasi massal.
“Pengiriman vaksin ini merupakan respons cepat setelah kami meminta bantuan dari Pemprov Jatim guna mencegah penyebaran lebih luas,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes-P2KB Sumenep, Achmad Syamsuri, Kamis (18/8/2025).
Data pemetaan Dinkes Sumenep menunjukkan lima kecamatan menjadi episentrum penyebaran campak: Kalianget (220 kasus), Rubaru (146), Kota Sumenep (122), Dasuk (115), dan Saronggi (107). Wilayah-wilayah ini menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan imunisasi darurat.
Untuk mempercepat penanganan, Dinkes Sumenep mengerahkan para kader posyandu di lima kecamatan tersebut guna mendukung pelaksanaan vaksinasi door-to-door dan sosialisasi pencegahan penularan.
Selain berkoordinasi dengan Pemprov Jatim, pihak Dinkes juga telah melaporkan situasi KLB campak ini kepada Kementerian Kesehatan RI untuk mendapatkan dukungan teknis dan logistik lebih lanjut.
Campak merupakan penyakit menular akut yang disebabkan virus dan sangat mudah menyebar melalui udara. Penyakit ini berisiko tinggi menyebabkan komplikasi serius, terutama pada anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi lengkap.
Pemerintah daerah mengimbau masyarakat untuk segera membawa anak-anak usia 9 bulan hingga 15 tahun ke puskesmas atau posyandu terdekat untuk divaksinasi. Selain itu, warga diminta meningkatkan kebersihan pribadi dan segera melapor jika muncul gejala demam, ruam, batuk, atau pilek.