PortalMadura.com- Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPP-KB) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, mencatat baru 40.912 anak atau 55,3% dari total 73.969 sasaran yang telah divaksinasi campak hingga hari kesembilan pelaksanaan imunisasi massal, Kamis (3/4/2025).
Kepala DKPP-KB Sumenep, Ellya Fardasah, mengungkapkan data tersebut berdasarkan laporan dari 26 puskesmas yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten. Ia menyebut, capaian vaksinasi masih belum merata, dengan disparitas mencolok antarwilayah.
“Puskesmas Giligenting mencatat capaian tertinggi: 1.372 anak dari 1.565 sasaran, atau 87,6%. Sebaliknya, Puskesmas Dungkek hanya mampu memvaksinasi 410 anak dari 2.362 sasaran, atau baru 12,4%,” ujar Ellya di kantornya, Kamis.
Secara rinci, cakupan vaksinasi berdasarkan kelompok usia adalah sebagai berikut:
- Usia 9–12 bulan: 1.412 anak (41,5% dari target 3.404)
- Usia 12–47 bulan: 38,2%
- Usia 4–6 tahun: 68,3%
- Usia sekolah (6–12 tahun): 73,8%
Ellya menegaskan, pihaknya terus menggencarkan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya vaksinasi untuk mencegah penyebaran campak. “Kami tidak hanya mengejar angka, tapi juga memastikan masyarakat paham bahwa vaksin ini penyelamat nyawa,” tegasnya.
Situasi di Sumenep kian mengkhawatirkan. Kabupaten ini resmi ditetapkan sebagai daerah Kejadian Luar Biasa (KLB) campak oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur, setelah mencatat 2.035 kasus positif dengan 17 korban meninggal dunia — angka tertinggi se-Jawa Timur.
Tim vaksinasi kini bergerak lebih agresif, termasuk mendatangi sekolah, posyandu, dan rumah warga di wilayah dengan cakupan rendah seperti Dungkek. “Kami tidak bisa tunggu. Setiap hari tanpa vaksin, risiko penularan dan kematian masih mengintai,” pungkas Ellya.
Masyarakat diimbau untuk segera membawa anak-anaknya ke pos imunisasi terdekat. Vaksinasi campak aman, gratis, dan tersedia di seluruh puskesmas hingga posyandu di Sumenep.