Ada pula yang menjajakan hingga lintas kecamatan dengan cara naik kendaraan umum terlebih dulu. Biasanya si penjual punya lokasi berjualan sendiri. Sesampainya di lokasi tak perlu lagi berkeliling, oleh karena pelangganlah yang akan menghampiri si penjual.
Cara ini makin menegaskan kalau orang Madura memang tergolong pekerja keras. Terlebih bagi kaum perempuan yang mau berjalan kaki sampai puluhan kilometer demi meraup penghasilan dengan menjual tajin sobih.
Cara yang (mungkin) tanpa disadari kalau para penjual tajin sobih telah memperkenalkan jajanan tradisional ke desa tetangga, lintas kecamatan, hingga terdengar se-Bangkalan.
Cara menghidangkan tajin sobih menggunakan daun pisang sebagai piring dan sendok. Mula-mula tiga olahan (bubur putih, bubur coklat, dan bubur mutiara) ditaruh di atas daun pisang secara terpisah, kemudian diatasnya ditambahkan santan kental. Siraman gula merah kental menjadi bagian akhir penyajian sebelum dinikmati.
Harga satu porsi tajin sobih sangatlah terjangkau, antara Rp.4.000 hingga Rp.5.000. Selain di Desa Sobih, bubur ini bisa dijumpai di seputar kota Bangkalan.
Beberapa …