Tak Selamanya Bermanfaat, Ini 4 Teknologi yang Disesali Oleh Sang Penemu

Avatar of PortalMadura.com
Tak Selamanya Bermanfaat, Ini 4 Teknologi yang Disesali Oleh Sang Penemu
ilustrasi (Merdeka.com)

PortalMadura.Com – Ketika menjadi seorang penemu atau ilmuwan yang berhasil menemukan sesuatu yang berguna bagi umat manusia, tentu hal tersebut menjadi luar biasa. Mereka tidak hanya bermanfaat, namun nama mereka akan dikenang umat manusia di dalam sejarah.

Sayangnya, menjadi seorang ilmuan berarti memikul tanggung jawab besar. Pasalnya jika penemuannya disalahgunakan, sang penemu menjadi orang pertama yang harus bertanggung jawab. Ternyata, hal tersebut benar terjadi ke sejumlah penemu yang menyesali temuannya. Benarkah?.

Ya, berikut ini empat teknologi yang kehadirannya disesali oleh sang penemunya sendiri:

Bom Atom
Seorang profesor Fisika bernama J. Robert Oppenheimer, bisa jadi adalah orang yang bertanggung jawab terkait kematian banyak nyawa dan juga kerusakan dengan kerugian masif. Pasalnya, ia adalah penemu bom atom. Tentu, dalam beberapa tahun setelah temuannya muncul, ia merasa menyesal dan seharusnya ide tersebut ia pendam sendiri.

Oppenheimer adalah salah satu anggota Proyek Manhattan yang merupakan pengembang senjata nuklir pada 1942. Ia sendiri mengambil peran utama di sana, hingga dijuluki “Bapak Bom Atom” pada dekade-dekade berikutnya.

Awalnya, ia sangat antusias dan bersemangat untuk mengembangkan bom atom ini. Namun lama kelamaan, ia merasa menyesal dan meninggalkan Proyek Manhattan sembari berpamitan kepada Presiden AS saat itu, Harry S. Truman, menyebut dirinya memiliki ‘tangan kotor' karena ikut mengembangkan bom atom.

Pesawat Terbang
Pesawat terbang adalah salah satu penemuan terbaik sepanjang masa, karena ini adalah moda transportasi terbaik untuk perjalanan jarak jauh, bahkan melintas samudera.

Sang penemu adalah Wright bersaudara, yakni Orville dan Wilbur. Mereka berdua mendesain dan membangun Wright Flyer yang berhasil melakukan penerbangan berkelanjutan pertama sepanjang sejarah. Hal ini membuat mereka populer, sukses, dan tercatat di buku sejarah sebagai penemu pesawat terbang.

Wilbur, akhirnya meninggal dunia hanya 9 tahun pasca pesawat ditemukan. Dirinya terserang penyakit typhoid. Namun dari perspektif ini, nampaknya Wilbur justru pihak yang beristirahat dengan tenang. Pasalnya Orville, hidup sebagai saksi sejarah perkembangan pesawat tiga dekade mendatang. Di kala itu, pesawat digunakan membawa dan menjatuhkan bom di Perang Dunia II.

Dalam wawancaranya tahun 1943 di koran St. Louis Post, peperangan adalah sesuatu hal yang bertentangan dengan ideologi penemuannya. Ia justru ingin temuannya membawa kedamaian, bukan kerusakan dan kematian.

Facebook
CEO sekaligus pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, sendiri sebenarnya tidak pernah menyesali penemuannya ini. Meskipun banyak hal yang terjadi, mulai dari banyak sekali hoaks yang tersebar lewat platform ini, serta skandal kebocoran data Cambridge Analityca yang terjadi tahun lalu.

Namun yang menyesali justru orang-orang di sekitar Zuck yang ikut andil dalam pengembangan media sosial ini. Adalah Sean Parker, yang sudah bekerja di Facebook sejak media sosial tersebut baru hanya berupa di-rectory yang tersedia untuk mahasiswa Harvard.

Baca Juga: Waspada! Ini 5 Teknologi yang Bisa Bunuh Anda Secara Perlahan

Zuck mengakui Parker adalah sosok vital dalam pengembangan platform Facebook menjadi sebuah media sosial secara global. Parker pun membawa banyak investor seperti Peter Thiel untuk mendanai perkembangan Facebook.

Akan tetapi, Parker berpendapat pada 2017 bahwa Facebook mendapatkan popularitas dengan cara memanfaatkan “kerapuhan psikologis manusia”. Hal ini didapatkan melalui tombol ‘Like‘ yang seakan memvalidasi kehebatan fotografi, lelucon, opini, dan lain sebagainya yang diposting di Facebook.

Hal itu juga membuat Facebook jadi sesuatu yang adiktif, dan disebut Facebook memang ingin menjadikan orang kecanduan terhadap platform mereka jadi sebuah tujuan besar. Parker sendiri mengklaim bahwa dirinya kini adalah seorang yang “skeptis terhadap media sosial” setelah melihat bagaimana mereka berdampak ke umat manusia.

Iklan Pop Up
Siapa yang tidak tahu iklan pop-up?. Tentu semua mengetahuinya dan tidak pernah menanggapi iklan ini dengan sentimen positif. Iklan pop-up sungguh menyebalkan, bahkan sang penemu sendiri, Ethan Zuckerman, membencinya.

Ethan punya ide iklan semacam ini pada era 90-an, saat itu ia adalah pegawai dari Tripod.com yang bertugas sebagai programmer dan desainer.

Suatu ketika, klien yang merupakan perusahaan mobil mengeluh kepada Tripod karena iklan yang mereka bayarkan berakhir muncul di sebuah situs porno. Tidak kehabisan akal, Tripod menyusun gagasan iklan yang tidak muncul di laman asli sebuah web, tetapi “muncul” pada halaman terpisah. Hal ini akan membuat pengiklan tidak berasosiasi dengan laman utamanya, meski itu adalah situs porno.

Zuckerman lalu merancang kodenya, dan hal ini diterapkan. Ide ini populer digunakan bahkan sampai detik ini. Selang dua dekade berikutnya, tepatnya di 2014, Zuckerman akhirnya menulis di sebuah media online yakni di The Atlantic, di mana dia meminta maaf karena idenya diadopsi jadi strategi utama banyak pengiklan yang justru mengganggu pengguna online.

Zuckerman menawarkan solusi berupa membayar layanan online untuk menghalau iklan sekaligus mendapatkan perlindungan privasi yang sering terancam ketika tidak sengaja mengklik iklan berisi malware.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.