PortalMadura.Com, Pamekasan – Maraknya lembaga pendidikan di Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur tidak disertai dengan uji kelayakan oleh instansi terkait. Akibatnya, siswa yang dimiliki tidak sesuai standart.
Sekretaris Dewan Pendidikan Pamekasan Zainal Abidin mengatakan, seharusnya Dinas Pendidikan (Disdik) dan Kementerian Agama (Kemenag) sebagai instansi yang mengurus pendidikan melakukan uji kelayakan dan verifikasi bagi sekolah yang baru didirikan.
“Artinya jangan terlalu mudah dalam mengeluarkan izin bagi pendirian sekolah baru. Harus melakukan kajian sesuai dengan persyaratan yang ditentukan,” katanya, Senin (3/8/2015).
Dikatakan, studi kelayakan yang harus dilakukan oleh kedua instansi tersebut berupa ruang lingkup, pengelolaan pendidikan, pagu siswa yang dimiliki, kemudian masukan dari masyarakat sekitar lembaga. Namun, yang terjadi selama ini nyaris tidak melakukan hal tersebut.
“Sehingga, banyak sekolah yang siswanya sedikit tapi tetap berjalan. Untuk mendapatkan bantuan, antara lembaga satu dengan yang lain saling pinjam siswa ketika ada monitoring dari atas,” ungkapnya.
Menurutnya, adanya pinjam meminjam siswa antar lembaga sudah menjadi rahasia umum di tataran lembaga pendidikan. Utamanya, sekolah yang berada di pelosok desa. Sehingga, hal itu harus menjadi perhatian pihak terkait.
“Jika pemerintah membiarkan dan tidak melakukan kajian terlebih dahulu. Jangan salahkan jika ada peminjaman siswa,” pungkasnya. (Marzukiy/choir)
DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI
