PortalMadura.Com – Jika harus memilih antara toilet jongkok dan duduk, kebanyakan orang masih lebih familiar pada toilet jongkok. Sebab, WC duduk dianggap kurang terjaga kebersihannya.
Bahkan, meskipun menggunakan toilet duduk, ada yang masih tetap jongkok di atasnya. Padahal, cara tersebut tidaklah disarankan karena bisa berbahaya bagi kesehatan.
Di samping itu, ternyata ada alasan mengapa seseorang tidak disarankan untuk berjongkok terutama saat buang air kecil.
Menurut profesor Carol Figuers, PT, EdD dari Duke University School of Medicine, saat seseorang tidak benar-benar duduk ketika buang air di toilet maka otot-otot tidak sepenuhnya rileks.
“Agar kandung kemih benar-benar kosong, otot dasar panggul harus dilepaskan. Saat Anda berjongkok di atas kursi, otot dasar panggul mungkin masih 30% atau 40% tegang. Ketika berdiri kembali, maka akan ada sedikit urin yang tertinggal di otot panggul karena tidak benar-benar rileks,” jelas profesor Carol.
Jika masih ada urin yang tersisa, urin tersebut bisa keluar secara tidak sengaja ketika melompat, batuk, tertawa, atau bersin. Selain itu, urin yang tertinggal juga bisa mengiritasi kandung kemih bagian dalam. Kondisi itu membuat seseorang merasakan dorongan untuk buang air kecil lebih sering padahal sebenarnya tidak benar-benar ingin.
Akan tetapi, tidak ada orang yang ingin duduk di WC kotor. Lantas bagaimana cara mengatasinya?. Carol menyarankan agar membawa kertas duduk toilet ke mana saja. Cara itu terbilang cukup praktis karena bisa membantu terhindar dari bakteri di dudukan WC.
Cara lain yang bisa dilakukan adalah mengelap dudukan dengan tisu atau lap lain sebelum diduduki. Walau begitu, jika dorongan untuk buang air kecil sudah tidak bisa ditahan dan tidak ada waktu untuk membersihkan atau meletakkan kertas dudukan, tidak masalah jika terpaksa berjongkok.
“Namun ingat, jangan jadikan hal tersebut sebagai kebiasaan. Anda boleh melakukannya sesekali saja,” pungkasnya. (okezone.com/Putri)
DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI
