PortalMadura.Com, Jakarta – Tokocrypto bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong peningkatan literasi keuangan di sektor aset kripto, mengingat tingginya minat masyarakat terhadap investasi spekulatif. Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi OJK, Hasan Fawzi, menegaskan pentingnya edukasi agar masyarakat memahami potensi keuntungan sekaligus risiko besar yang melekat pada aset kripto.
Tren Investasi Berisiko Tinggi
Indonesia tercatat sebagai salah satu negara dengan jumlah investor crypto degen terbesar, merujuk pada investor yang sering memilih aset kripto berisiko tinggi dengan potensi keuntungan besar namun spekulatif. Data Bappebti menunjukkan bahwa Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Solana (SOL), dan Pepe (PEPE) menjadi aset favorit, dengan PEPE menjadi salah satu yang paling berisiko.
Upaya Edukasi Tokocrypto
Rieka Handayani, VP Marketing & PR Tokocrypto, menyampaikan bahwa Tokocrypto tidak hanya menyediakan akses ke aset kripto, tetapi juga fokus pada edukasi investasi yang bertanggung jawab. Melalui program seperti Tokocrypto Lite dan fitur edukasi lainnya, perusahaan ini menekankan pentingnya diversifikasi dan manajemen risiko. “Kami ingin pengguna memahami bahwa potensi keuntungan besar juga disertai dengan risiko tinggi,” ujar Rieka.
Kolaborasi untuk Ekosistem yang Aman
OJK menekankan pentingnya kolaborasi antara pelaku industri dan regulator untuk menciptakan ekosistem kripto yang transparan dan aman. Tokocrypto telah menjangkau lebih dari 40.000 peserta di 30 kota melalui program edukasi sepanjang 2024, termasuk pelatihan di universitas dan komunitas.
Tentang Tokocrypto
Didirikan pada 2018, Tokocrypto adalah pedagang aset kripto terkemuka di Indonesia dengan lebih dari 4,5 juta pengguna dan dukungan penuh dari Binance. Tokocrypto berkomitmen untuk menjadi bursa aset digital terkemuka di Asia Tenggara dengan menyediakan platform yang aman dan mudah digunakan bagi semua investor.