Ubud Writers dan Readers Festival 2016, Tampilkan Sejumlah Penulis Pemenang Penghargaan

Avatar of PortalMadura.Com
Ubud Writers dan Readers Festival 2016, Tampilkan Sejumlah Penulis Pemenang Penghargaan
Ist. UWRF

PortalMadura.Com – Ubud Writers dan Readers Festival (UWRF), salah satu festival yang paling dinanti dan paling banyak dikunjungi di Asia Tenggara memasuki tahun ke-13nya di bulan Oktober 2016.

National Media Coordinator Ubud Writers dan Readers Festival, Ayundari Gunansyach, mengungkapkan, Ubud yang selalu dikenal sebagai pusat seni dan budaya pulau Bali akan kembali diramaikan oleh para penggemar sastra dan penikmat seni dari berbagai belahan dunia, dan mereka semua akan bertukar kisah, ide, dan inspirasi mengagumkan.

“Tema UWRF untuk tahun ini adalah Tat Tvam Asi, sebuah filosofi Hindu dari abad ke-6 yang berarti ‘Kita semua satu’, atau ‘Aku adalah engkau, engkau adalah aku’,” kata Ayundari Gunansyach, dalam rilisnya diterima Redaksi PortalMadura.Com, Senin (18/7/2016).

Menurutnya, ideologi yang sangat kuat ini, selain bisa dilihat sebagai latar belakang identitas bangsa Indonesia, yang terdiri dari berbagai macam suku, agama, budaya, dan sejarah namun hidup berdampingan dan saling menghargai satu sama lainnya, bisa juga melukiskan latar belakang jagat raya ini sendiri.

Ia menjelaskan, dua penulis kebanggaan Indonesia dipastikan akan kembali lagi di UWRF 2016, yaitu Eka Kurniawan dan Seno Gumira Ajidarma. Eka adalah penulis Lelaki Harimau, Cantik Itu Luka, dan beberapa lainnya yang di tahun 2016 ini memenangkan World Readers’ Award serta masuk dalam daftar panjang The Man Booker International Prize.

Sedangkan Seno Gumira Ajidarma, penulis dan jurnalis Indonesia, akan kembali untuk berbagi pengalamannya di dunia jurnalisme dan pandangannya akan bagaimana ketika jurnalisme sudah tak berfungsi maka sastra bisa menggantikannya.

Selain itu, penulis skenario, novel, dan cerpen fiksi, Ratih Kumala akan menceritakan seluk beluk mengenai penyaduran sebuah naskah ke dalam film. Iswadi Pratama yang bertahun-tahun malang melintang di bidang teater dan telah banyak menghasilkan naskah-naskah drama yang diakui dunia internasional juga akan hadir.

Ia menjelaskan, UWRF tahun ini akan banyak menghadirkan nama besar di bidang film dan teater Indonesia, seperti sutradara dan penulis yang terkenal akan karyanya yang selalu melintasi batas dan membuat penikmatnya terhipnotis akan kisah yang ia sajikan, Djenar Maesa Ayu.

Sutradara kawakan Indonesia lainnya yang juga akan hadir adalah Slamet Rahardjo, yang telah menjadi saksi segala peristiwa dan perubahan Indonesia dari masa ke masa, dan menghasilkan karya-karya yang tak lekang dimakan waktu.

Dari arena Internasional sendiri, UWRF dengan bangga mengumumkan kehadiran penulis-penulis terbaik dunia yang telah memenangkan penghargaan, yaitu Charlotte Wood, pemenang Stella Prize 2016, Hanya Yanagihara, novelis asal Amerika yang sempat mendapatkan nominasi The Man Booker Prize in 2015, Juan Pablo Villalobos, penulis yang pernah memenangkan The Guardian First Book Award Mexican, dan dari negara tetangga, Amanda Lee Koe, pemenang 2016 Singaporean Book Award.

Dikatakan, tema Tat Tvam Asi yang mengeksplorasi ketiadaan suatu batas di dunia ini akan turut dibahas oleh nama-nama berikut; jurnalis investigasi keturunan korea yang berasal dari Amerika, Suki Kim, untuk menulis buku terbarunya ia hidup dalam penyamaran di Korea Utara.

Stan Grant, jurnalis dan koresponden mancanegara yang baru saja menyelesaikan bukunya yang berjudul Talking to My Country, tentang fakta yang dialami nenek moyangnya; suku Aborigin ketika bangsa berkulit putih pertama kali datang ke Australia. Juga akan ikut berbicara mengenai batasan dalam suatu bangsa adalah Anastasia Lin, Miss Canada 2015 dan pegiat hak asasi manusia.

Sementara, Janet DeNeefe, Founder dan Director dari UWRF mengungkapkan bahwa ia tidak sabar untuk kembali menjadi saksi mata perubahan apa yang akan dibawa oleh festival sastra dan seni ini di tahun ke-13nya.

“UWRF pada awalnya adalah prakarsa komunitas, namun kini telah berkembang menjadi acara berkelas dunia yang memainkan peranan penting di dalam hubungan antar bangsa dan manusia,” ujar DeNeefe, “Dan kini, kami sangat ingin menaklukkan isu-isu yang selalu memisahkan sekaligus menyatukan kita semua.”

Ubud Writers dan Readers Festival akan berlangsung pada 26 – 30 Oktober mendatang di kota Ubud yang selama ini dikenal sebagai jantung seni dan budaya pulau Bali. UWRF akan diisi oleh rangkaian acara selama lima hari yang berupa panel-panel diskusi, workshop, acara khusus menikmati hidangan bersama penulis, tur kuliner, adu puisi, pameran seni, pemutaran film, peluncuran buku, dan banyak lainnya.

Festival ini akan menjadi bentuk perayaan atas larutnya batasan-batasan sosial, budaya, politik, dan geografi yang selama ini memisahkan kita.(rls/har)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.