Umat Islam, Ini 3 Tingkatan Kejujuran yang Harus Anda Ketahui

Avatar of PortalMadura.com
Umat Islam, Ini 3 Tingkatan Kejujuran yang Harus Anda Ketahui
ilustrasi

PortalMadura.Com – satu bukti keimanan seseorang selain takwa pada Allah SWT, yaitu kejujuran. Pasalnya, setiap orang mukmin pasti jujur. Jika tidak jujur, keimanannya sedang terserang penyakit kemunafikan.

Seorang sahabat pernah bertanya pada Rasulullah: “Apakah mungkin seorang mukmin itu kikir?” Rasulullah menjawab: Mungkin saja.” Sahabat bertanya lagi: Apakah mungkin seorang mukmin bersifat pengecut?” Rasulullah menjawab: Mungkin saja.” Sahabat bertanya lagi, Apakah mungkin seorang mukmin berdusta?” Rasulullah menjawab: Tidak” (HR Imam Malik dalam kitab al Muwaththo').

Hadis di atas menegaskan, bahwa seorang mukmin tidak mungkin melakukan kebohongan. Kejujuran adalah pangkal semua perbuatan baik manusia. Tidak ada perbuatan dan ucapan baik kecuali kejujuranlah yang mendasarinya.

Oleh sebab itu, Allah menyuruh orang-orang mukmin agar selalu berkata benar dan jujur. “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang jujur/benar” (al-Ahzab 33: 70).

Rasulullah bersabda: “Kamu sekalian wajib jujur karena kejujuran akan membawa kepada kebaikan dan kebaikan akan membawa kepada surga” (HR Ahmad, Muslim, at-Turmuzi, Ibnu Hibban).

Kejujuranlah yang menjadikan Ka'b bin Malik mendapat ampunan langsung dari langit sebagaimana Allah jelaskan dalam surah at-Taubah. Kejujuranlah yang menyelamatkan bahtera kebahagiaan keluarga, dan kejujuran pulalah yang menyelamatkan seorang Muslim dari siksa api neraka di kemudian hari.

Bahkan, kejujuran adalah tiang agama, sendi akhlak, dan pokok kemanusiaan manusia. Tanpa kejujuran, agama tidak lengkap, akhlak tidak sempurna, dan seorang manusia tidak sempurna menjadi manusia.

Di sinilah urgensinya kejujuran bagi kehidupan. Rasulullah pernah bersabda: “Tetap berpegang eratlah pada kejujuran. Walau kamu seakan melihat kehancuran dalam berpegang teguh pada kejujuran, tapi yakinlah bahwa di dalam kejujuran itu terdapat keselamatan” (HR Abu Dunya).

Perlu umat Islam ketahui, ada tiga : Pertama, kejujuran dalam ucapan, yaitu kesesuaian ucapan dengan realitas. (lihat ash-Shaff 61: 2 dan al-Ahzab 33: 70). Kedua, kejujuran dalam perbuatan, yaitu kesesuaian antara ucapan dan perbuatan. Ketiga, kejujuran dalam niat, yaitu kejujuran tingkat tinggi di mana ucapan dan perbuatan semuanya hanya untuk Allah SWT.

Maka dari itu, seorang mukmin tidak cukup hanya jujur dalam ucapan dan perbuatan, tapi harus jujur dalam niat sehingga semua ucapannya, perbuatannya, kebijakannya, dan keputusannya harus didasarkan atas tujuan mencari mardlotillah.

Kejujuran inilah yang mendorong Umar bin Khattab memiliki tanggung jawab luar biasa dalam memerintah khilafah Islamiyah, sehingga pernah berkata: “Seandainya ada seekor keledai terperosok di Baghdad (padahal beliau berada di Madinah), pasti Umar akan ditanya kelak: Mengapa tidak kau ratakan jalan untuknya?” Bangsa yang tidak henti-hentinya diterpa musibah dan krisis sangat membutuhkan manusia-manusia jujur, baik dalam ucapan, perbuatan, maupun niat”. Wallahu A'lam. (republika.co.id/Salimah)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.