PortalMadura.Com, Jakarta – Pemerintah Indonesia menyatakan perbedaan hari Idul Adha 1439 H dengan Arab Saudi disebabkan perbedaan tempat terbitnya bulan baru atau hilal.
Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah A Juraidi mengatakan hal ini terjadi karena posisi geografis Indonesia berada di sebelah timur Arab Saudi.
Otomatis waktu matahari terbenam terjadi terlebih dahulu di Indonesia.
“Posisi hilal akhir Zulkaidah 1439 H di Indonesia masih berada di bawah ufuk sehingga tidak bisa dirukyat atau dilihat,” ujar Juraidi di Jakarta. dilaporkan Anadolu Agency, Selasa (14/8/2018).
Juraidi menambahkan berdasarkan data hisab, posisi hilal akhir Zulkaidah 1439 H di Indonesia berkisar antara minus 1 derajat 43 menit sampai 0 derajat 14 menit.
Untuk itu, lanjut Juraidi, bulan Zulkaidah digenapkan 30 hari sehingga 1 Zulhijjah bertepatan 13 Agustus 2018.
Selain itu, Juraidi menjelaskan bahwa matahari di Saudi terbenam sekitar empat jam lebih lambat di banding Indonesia.
“Saat matahari terbenam di Saudi, posisi hilal sudah berada di atas ufuk. Berdasarkan data hisab, posisi hilal sekitar 2 derajat 37 menit,” tutur dia.
“Hasil sidang di Saudi lalu menetapkan hilal bisa dirukyat sehingga 1 Zulhijjah bertepatan 12 Agustus 2018,” tambah dia.
Juraidi mengimbau umat Islam di Indonesia yang akan menjalankan puasa sunnah Tarwiyah dan Arafah tidak perlu bimbang untuk melaksanakannya sesuai ketetapan pemerintah Indonesia sebab waktu puasa dan salat ditetapkan secara lokal berdasakan kondisi negara masing-masing.
Sebelumnya, Indonesia menetapkan 1 Zulhijjah bertepatan pada 13 Agustus 2018, sedangkan Arab Saudi pada 12 Agustus 2018.
Hal ini mengakibatkan hari Idul Adha 1439 H di Indonesia berbeda dengan Saudi. Kalau di Saudi pada 21 Agustus, maka di Indonesia pada 22 Agustus. Sementara wukuf di Arafah akan berlangsung pada 20 Agustus 2018. (AA)