Didamping Kuasa Hukum, Keluarga Korban Penganiayaan Datangi Polres Sumenep

Avatar of PortalMadura.Com
Didamping Kuasa Hukum, Keluarga Korban Penganiayaan Datangi Polres Sumenep
Datangi Mapolres

PortalMadura.Com, – Keluarga korban siswa SMA, Ahmad Fahrul Futoni (Toni), warga Desa Paberasan, Kecamatan Kota Sumenep, Madura, Jawa Timur yang di paksa mencelupkan tangannya ke minyak goreng mendidih mendatangi Mapolres setempat, Rabu (20/01/2016).

“Kedatangan kami kesini untuk mempertanyakan perkembangan kasus yang kami laporkan, sampai dimana penanganannya,” kata pengacara korban, di Mapolres Sumenep, Ach Supriyadi.

Kasus dugaan penganiayaan tersebut sudah dilaporkan korban pada pihak berwajib dua pekan lalu, namun hingga saat ini belum ada satupun yang di tetapkan sebagai tersangka.

“Kasus ini tidak terjadi secara spontan, tapi direncanakan. Sebab, sebelum kejadian, korban di telpon untuk datang ke rumah pelaku. Di rumah pelaku, korban di introgasi hingga dibentak dan pada akhirnya tangan korban dipaksa di celupkan ke minyak goreng yang mendidih,” ujarnya.

Ia menuding, pihak kepolisian lambat dalam menangani kasus ini. Sebab, hingga saat ini penyidik Polres setempat hanya mengumpulkan beberapa barang bukti dan keterangan saksi-saksi dari pihak korban.

Sedangkan saksi kunci yakni Dimas Wulandari sampai hari ini belum diperiksa dengan alasan sedang sakit.

“Padahal polisi sudah melakukan rekontruksi di rumah Dimas Wulandari dan menyita barang bukti berupa kompor gas dan wajan,” katanya.

Sementara, Kasubbag Humas Polres Sumenep, AKP Hasanuddin menerangkan, pihaknya sudah melakukan penyitaan barang bukti wajan dengan kompor sebagai alat bukti.

“Itu nanti bisa menentukan siapa pelaku. Penyelesaian kasus ini kan ada tahapannya, seperti pemeriksaan saksi korban, kemudian akan melangkah kepada menetapkan tersangka,” imbuhnya.

Sebelumnya, Ahmad Fahrul Futoni yang akrab disapa Toni diduga menjadi korban penganiayaan warga Pandian, Sumenep pada tanggap 10 Januari 2016. Tangan kanan korban melepuh setelah dicelupkan ke minyak goreng dalam kondisi mendidih.

Dugaan penganiayaan tersebut berawal saat korban dituduh mengambil handphone milik temannya yang dititipkan sepulang dari silaturrahmi ke rumah teman lainnya di Kecamatan Lenteng.

Korban tetap tidak mengaku karena memang tidak mengambil, melainkan hilang saat terjadi kecelakaan di wilayah Batuan, Sumenep.

Pihak keluarga pemilik HP terus memaksa agar korban mengakuinya atas dasar petunjuk dari orang pintar (peramal) jika korban diyakini mengambil HP.

Korban pun akhirnya diintrogasi hingga terjadi penganiayaan yang diduga dilakukan oleh dua orang yang mengaku keluarga pemilik HP yang telah mempersiapkan minyak goreng dalam kondisi mendidih. (arifin/choir)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.