Jelang Konferensi, Nama-Nama Calon Ketua PWI Sumenep Bermunculan

Avatar of PortalMadura.Com
Jelang Konferensi, Nama-Nama Calon Ketua PWI Sumenep Bermunculan
Nama-nama calon ketua PWI bermunculan

PortalMadura.Com, – Menjelang Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur nama-nama calon ketua periode 2016-2018 mulai bermunculan.

Dijadwalkan, konferensi PWI tahun 2016 tersebut bakal digelar, pukul 19.00-24.00 Wib, Minggu (31/1/2016), di salah satu hotel, Jalan Trunojoyo, Sumenep.

Nama-nama yang mulai bergulir diinternal PWI Sumenep, antara lain, Ach. Rifai wartawan harian Surya (masih menjabat ketua), Slamet Hidayat wartawan LKBN Antara (masih menjabat sekretaris), Moh Hartono (Pimred PortalMadura.Com) dan Temmy Andani wartawan beritajatim.com (masih menjabat wakil bendahara), dan Ibnu Hajar Radio Nada FM (masih menjabat wakil ketua).

“Nama-nama itu memang mempunyai peluang yang sama dalam konferensi nanti. Mereka sama-sama senior yang dinilai mampu mengendalikan PWI Sumenep kedepan,” terang wartawan TVRI Surabaya di Sumenep, Busri Thoha, pada PortalMadura.Com, Sabtu (23/1/2016).

Menurutnya, kedepan PWI Sumenep butuh orang yang benar-benar mampu mengembangkan organisasi dan memperluas network (jaringan).

“Tidak cukup hanya menjadi lambang organisasi tapi harus bekerja dan bekerja keras. PWI itu organisasi profesi yang mempunyai kewajiban untuk terus meningkatkan kualitas anggotanya,” ujarnya.

Disinggung soal kekurangan pada periode kepengurusan sebelumnya yang harus dibenahi dimasa mendatang, Busri enggan menyebutkan.
“Yang penting itu, orang yang mau bekerja, mampu mengayomi anggotanya dan melebarkan sayap PWI. Siapa itu? ya, tentu orang yang banyak waktu untuk organisasi dan tidak mementingkan pribadinya,” tegasnya.

Hal senada diungkapkan, wartawan mediamadura.com, Bahri. “Saya menginginkan lembaga PWI itu tidak jalan ditempat. Artinya, setiap saat harus ada perkembangan, baik kualitas anggota maupun dari segi kuantitas,” uangkapnya.

Menurutnya, banyak tugas yang harus dituntaskan bagi kepengurusan yang baru nanti. “Pada umumnya, masyarakat tidak paham PWI. Ini sepertinya persoalan sederhana, tapi berat untuk menjelaskan pada masyarakat,” ucapnya.

Salah satu contoh, sambungnya, masih banyak masyarakat yang sinis terhadap kehadiran wartawan. Ini terjadi karena ada orang yang ‘berlaga' wartawan tapi belum mampu menjalankan etika jurnalistik yang benar.

“Ujung-ujungnya, anggota PWI yang mendapat predikat tidak baik. Padahal, diinteral PWI tidak seperti itu. Dan ini tidak cukup hanya dipasrahkan pada ‘seleksi alam', tapi harus ada usaha yang cerdas dan praktis oleh kepengurusan terpilih nanti,” pungkasnya.(choir/har)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.