Lengserkan dan Penjarakan Kadisdik Sumenep Mulai Bergulir

Avatar of PortalMadura.Com
Lengserkan dan Penjarakan Kadisdik Sumenep Mulai Bergulir
ist. Achmad Farid

PortalMadura.Com, – Lengser dari jabatannya sebagai Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Sumenep dan masuk penjara akibat dugaan penyalahgunaan wewenang akan menjadi materi pokok gerakan aktivis Gugus Anti Korupsi Indonesia, di Sumenep, Madura, Jawa Timur.

Gerakan tersebut akan bergulir pekan depan. “Dua materi pokok tersebut menjadi target kami. Laporan polisi sedang kami susun. Pelengseran Kadis akibat dari perbuatannya yang telah melukai warga muslim, akan ditempuh dengan cara menggelar aksi besar-besaran bersama tokoh agama dan elemen lain,” terang aktivis Gugus Anti Korupsi Indonesia, di Sumenep, Achmad Farid, Sabtu (4/3/2017), pada PortalMadura.Com.

Dijelaskan, bahwa agenda besar tersebut bukan sebuah gertakan atau ancaman, melainkan temuan yang sifatnya fakta dan perlu diluruskan secara hukum, sebelum dunia pendidikan Sumenep bertambah rusak akibat dipegang orang yang tidak amanah dan sering membuat kebijakan yang keluar dari nilai-nilai keislaman.

Salah satu yang dicontohkan, yakni dengan terjadinya pemberian bingkisan berisi salib dan ajaran kristen pada peserta didik yang mayoritas warga muslim di wilayah hukum Kecamatan Manding beberapa waktu lalu. “Itu fakta, akibat izin yang dikeluarkan Kadisdik atas kegiatan lembaga lain di sekolah, aqidah peserta didik menjadi korban,” ujarnya.

Menurutnya, tidak bisa cuci tangan dengan cara menyalahkan lembaga lain yang mendapat rekomendasi penyelenggaraan kegiatan berupa pemberian wawasan kebangsaan dan berakhir dengan pemberian bingkisan yang berbau upaya kristenisasi. “Seharusnya cek bingkisan itu dan lakukan pengawasan. Ini yang tidak dilakukan,” ucapnya.

Atas peristiwa tersebut, pejabat Sumenep dalam hal ini Kadisdik, diduga melakukan pelanggaran melawan hukum melalui rekomendasi yang telah diterbitkan dan dilaksanakan olen pihak lembaga lain. “Ini bentuk kelalaian yang dapat dijerat hukum. Karena yang bersangkutan adalah seorang pejabat negara,” tegasnya.

Tidak hanya itu, sambungnya, lembaga lain yakni yayasan yang berperan langsung dalam kasus pemberian bingkisan kristenisasi adalah pelaku. “Dua yayasan, baik yang di Sumenep maupun yang dari Gresik adalah pelaku. Ini sudah jelas gak bisa lari dari kasus ini,” tegasnya.

Menurut Farid, upaya kristenisasi itu sudah terjadi. Ini bukan persoalan sederhana yang harus hilang dengan minta maaf. “Tidak cukup hanya minta maaf. Unsur dugaan sengaja telah terjadi. Buktinya, kenapa harus warga muslim yang menjadi sasaran. Padahal, di Sumenep ada lembaga seagama yang diakui. Kenapa mereka tidak kesana,” sesalnya.

Upaya penegakan hukum yang akan dilakukan aktivis Gugus Anti Korupsi Indonesia tersebut juga didasari dengan sikap Dinas Pendidikan yang diam terhadap lembaga atau dua yayasan tersebut. “Seakan-akan Diknas diam terhadap kasus ini, lebih-lebih sikap pada yayasan sebagai penyelenggara,” ucapnya.

Ia pun mendesak pada Bupati Sumenep, A Busyro Karim, untuk menyikapi kasus ini dengan cermat. “Tidak ada alasan untuk tidak mencopot Kadiknas Sadik, jika Sumenep ingin kondusif,” ungkapnya.

Selain itu, Polres selaku penegak hukum dan dewan sebagai wakil rakyat khususnya Komisi IV setidaknya bertindak sesuai dengan tupoksinya masing-masing. “Kami akan mengawal kasus ini sampai tuntas. Ribuan warga muslim juga akan turun jalan,” pungkasnya.

Sayangnya, Kadisdik Sumenep, Sadik, sulit dikonfirmasi via handphone. Beberapa kali di telepon dan pesan singkat tidak ada respon. (Hartono)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.