PortalMadura.Com, Pamekasan – Kusmiati (50) warga Kelurahan Kowel Kecamatan Pamekasan, Madura, Jawa Timur sangat jeli melihat peluang bisnis di era globalisasi seperti sekarang.
Dia yang sehari-hari menjajakan jualannya di pasar 17 Agustus Pamekasan juga memanfaatkan kecanggihan teknologi yang kini dikelola bersama anaknya. Bahkan, keuntungannya jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan menjual secara tradisional.
“Menjual batik lewat online ini lebih menguntungkan dibandingkan jualan disini (pasar 17 agustus). Bahkan, pesanannya dari masyarakat luar lumayan banyak,” tutur Kusmiati saat ditemui di lapaknya pasar 17 Agustus, Kamis (18/2/2016).
Menurutnya, keuntungannya pun lebih tinggi dibandingkan dengan jualan secara tradisional. Jika harga batik khas Pamekasan dijual dengan harga Rp 500 ribu perlembar, ketika dijual melalui online bisa melonjak menjadi Rp 2 juta.
“Sebelum membeli itu juga transaksi seperti biasa, ya melalui foto dan gambar-gambar yang dikirim melalui WA (WhatApp) atau BBM dan website yang dimilikinya. Kalau setuju uangnya ditransfer lebih dulu,” jelasnya.
Ditambahkan, dirinya pernah menjual batik asli Madura tersebut ke beberapa negeri tetangga dengan harga yang menggiurkan. Tentunya, ia pun memanfaatkan peluang bisnis tersebut semaksimal mungkin.
“Saya pernah jual ke Singapura, harga batik di Pamekasan yang hanya Rp 1 juta bisa sampai Rp 10 juta,” katanya.
Dari sekian banyak pedagang batik di pasar 17 Agustus tidak ada yang memanfaatkan kecanggihan teknologi tersebut. Diakui, hanya dirinya yang melakukan transaksi secara online. (Marzukiy/har)
DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI
