PortalMadura.Com – Harga diri merupakan sebuah pencitraan seseorang untuk dijaga dan dijunjung tinggi nilainya. Banyak Problematika mengenai harga diri yang terjadi membuat perubahan tingkah laku pada seseorang. Hal ini dilakukan untuk membela atau menangani problem tersebut untuk tetap menjaga harga dirinya dihadapan banyak orang agar tetap bernilai. Begitulah masyarakat Madura melakukannya dengan Carok.
Carok inilah yang kita sebut sebagai sebuah pembelaan dan perlawanan pada seseorang. Seperti semboyan yang kita kenal dengan berbunyi “ango'an poteya tolang etembang poteya mata” dengan arti lebih baik mati daripada harus menanggung perasaaan. Buku yang disunting dari disertasi Dr. A. Latief Wiyata penulis buku kelahiran Sumenep Madura ini, berusaha mengungkap makna simbolis carok dalam konteks budaya Madura dengan asumsi bahwa carok adalah suatu bentuk kekerasan yang memiliki latar dan pesan kultural yang maknanya dapat terungkap bila carok dilihat dari konteks lingkungan sosial-budaya masyarakat Madura.