6 Cara Cerdas Atasi Anak yang Gampang Marah

Avatar of PortalMadura.Com
6 Cara Cerdas Atasi Anak yang Gampang Marah
Ilustrasi

PortalMadura.Com – Marah merupakan luapan emosi yang bisa dialami oleh siapapun termasuk -anak. Biasanya mereka menjerit, menangis atau bahkan mengamuk saat meluapkan marahnya.

Meskipun normal, kemarahan akan menjadi masalah jika perilaku tersebut tidak terkendali atau agresif. Oleh karena itu saat anak demikian, jangan lanmgsung menghukum atau memarahinya. Lantas bagaimana cara mengatasinya?.

Berikut ini beberapa tips yang dapat dilakukan oleh para orang tua agar si kecil tidak mudah marah dengan membantu mengendalikan emosinya:

Mengetahui Penyebab Kemarahan Anak
Hal pertama yang perlu dilakukan saat anak marah yaitu Anda harus mengetahui dulu penyebab kemarahan si kecil. Entah itu karena memiliki permasalah di sekolah atau lingkungan mainnya.
Selain itu, ada beberapa hal sederhana bisa jadi penyebab seorang anak mudah marah, misalnya karena lapar dan kondisi kesehatan anak. Itu sebabnya, sebagai orang tua Anda harus mencari tahu dan memastikan penyebab kemarahan si kecil sehingga akan mudah mencari solusinya.

Peka Terhadap Perasaan si Kecil
Umumnya, anak-anak memiliki keingintahuan dan kemauan yang kuat untuk melakukan dan mendapatkan sesuatu. Namun, sayangnya kemampuan mereka belum sekuat keinginannya. Nah, hal inilah yang biasanya membuat si kecil kesal dan melampiaskannya dengan marah-marah.

Oleh karena itu, sebagai orang tua, penting bagi Anda untuk memahami perasaan dan kebiasaan si kecil. Kenalilah kesukaan mereka akan sesuatu, memahami apa yang ingin atau tidak ingin mereka lakukan, dan lain sebagainya.

Upaya ini juga mampu membantu orang tua untuk lebih mudah menggali potensi yang dimiliki anak. Dengan demikian anak akan melakukan kegiatan yang memang mereka senangi.

Membangun Komunikasi yang Hangat
Sebagai orang tua, Anda juga perlu menjalin komunikasi yang baik dengan anak. Ini bisa dimulai dengan mendengarkan semua keluhan si kecil, karena pada dasarnya anak-anak memang selalu ingin diperhatikan.

Saat mendengar keluhan mereka, orang tua harus melakukannya dengan pendekatan kasih sayang. Tidak lupa juga untuk memberikan nasihat pada anak di waktu yang sangat tepat.

Itu sebabnya, membangun komunikasi yang hangat dengan anak-anak merupakan hal yang harus dilakukan oleh orang tua. Percayalah, ketika komunikasi dengan anak sudah bisa terjalin dengan baik, maka anak-anak bisa mengetahui bagaimana cara yang tepat untuk menyampaikan segala bentuk aspirasinya kepada Anda.

Jadi Panutan yang Baik Bagi Si Buah Hati
Tidak dapat dipungkiri sifat dan sikap si kecil dapat dibentuk oleh lingkungan di mana mereka dibesarkan. Nah, hal ini yang mengharuskan para orang tua untuk memberikan teladan yang baik sejak dini kepada anak-anaknya.

Jika Anda dalam keseharian sering marah-marah atau tidak memiliki kemampuan untuk menahan emosi bahkan sampai melakukan kekerasan fisik seperti memukul, maka si kecil sangat berpeluang terpengaruh oleh kebiasaan tersebut.

Jadi, apabila Anda menginginkan anak-anak bisa mengendalikan sifat dan sikap mereka, maka Anda juga harus untuk mengontrol diri dengan cara tidak meluapkan amarah di hadapan si kecil secara langsung.

Hindari Tontonan dan Bacaan yang Mengandung Unsur Kekerasan
Sebagai anak-anak generasi milenial, umumnya sejak dini mereka sudah akrab dengan gadget. Hal ini secara tidak langsung membuat si kecil lebih rentan terpapar hal-hal yang mengandung unsur kekerasan, entah dari menonton video, games, ataupun hal lainnya.

Untuk mencegah hal tersebut terjadi, jauhkan anak dari gadget. Fokuskan si kecil pada buku bacaan, permainan edukatif, dan interaksi sosial dengan teman sebayanya.

Memberikan Larangan yang Logis
Pada umumnya, kata-kata larangan seperti jangan, tidak boleh dan sebagainya sering kali membuat anak merasa tidak dipercayai atau dibatasi ruang geraknya. Oleh karena itu, sebagai orang tua Anda wajib memberikan alasan yang logis kepada anak Anda mengapa Anda melarangnya melakukan sesuatu.

Bila itu menyangkut hal yang dapat membahayakan dirinya, maka Anda wajib menjelaskan risiko-risiko yang dapat terjadi bila dia memaksa untuk melakukannya. (hellosehat.com/Desy)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.