Astagfirullah, Ini Rupa Berhala ‘Zaman Now’

Avatar of PortalMadura.com
Astagfirullah, Ini Rupa Berhala 'Zaman Now'
ilustrasi

PortalMadura.Com – Rasulullah pernah menuturkan dauh nubuwwat di hadapan para sahabat yang mulia, yaitu tentang sebuah sabda yang kontennya menjangkau peristiwa yang akan datang.

Sebagaimana sabda Rasulullah: “Akan datang suatu zaman atas manusia, perut-perut mereka menjadi Tuhan-Tuhan mereka. Perempuan-perempuan mereka menjadi kiblat mereka. Dinar-dinar () mereka menjadi agama mereka. Dan kehormatan mereka terletak pada kekayaan mereka”.

Rasulullah melanjutkan: “Waktu itu, tidak tersisa dari iman kecuali namanya saja. Tidak tersisa dari Islam kecuali ritual-ritualnya saja. Tidak tersisa Alquran kecuali sebatas kajiannya saja. Masjid-masjid mereka makmur, tetapi hati mereka kosong dari petunjuk (hidayah- Nya). Ulama-ulama mereka menjadi makhluk Allah yang paling buruk di permukaan bumi”. Para sahabat pun menyimak dengan penuh khidmat.

Tergurat dari wajah para sahabat, rasa sedih dan cemas. Dipandanginya lekat-lekat wajah Rasulullah, disimaknya kalam-kalam bertutur manusia pilihan tersebut. Hingga sampailah Sang Murabby Agung itu menggambarkan keadaan apa yang akan terjadi nanti jika sudah sedemikian menyedihkan kondisi umatnya.

“Kalau sudah terjadi zaman seperti itu, Allah akan menyiksa mereka dan menimpakan kepada mereka empat perkara (azab). Pertama, kekejaman tidak berperi dari para penguasa. Kedua, kekeringan tidak terhingga yang sangat lama. Ketiga, beraneka kezaliman para pejabat kepada rakyat jelata. Dan keempat, pisau hukum para hakim tumpul, sekarat, dan berkarat”.

Para sahabat pun terheran-heran atas penuturan Rasulullah. Mereka bertanya: “Wahai Rasul Allah, apakah mereka ini para penyembah ?” “Ya! Bagi mereka, setiap dirham (uang) menjadi berhala (dipertuhankan/disembah),” pungkas Rasulullah.

Nah, dari hadis yang cukup panjang riwayat Bukhari Muslim yang muttafaq alaih ini bisa menjadi renungan Anda semua. Berhala itu bukan lagi patung-patung atau arca. Berhala ‘zaman now' itu berupa uang.

Kini, coba Anda lihat bagaimana keadaan Anda. Hari-hari Anda fokusnya selalu uang. Detik, menit, dan jam dihitungnya dengan standar uang. Berangkat pagi pulang malam, bahkan hingga tidak pulang, yang dicari dan dikejar adalah uang.

Pemimpin dan para pejabatnya berusaha mati-matian untuk mengekalkan zona nyamannya, ternyata pengorbitnya adalah uang. Para hakim kehilangan muruah agungnya.

Parahnya lagi, hukum dipermainkan atas kepentingan pemilik modal. Jika modal kuat, pisau hukum kelihatan tumpul. Sebaliknya, terhadap pihak yang tidak ada modal pisau hukum sangat tajam. Ujung-ujungnya bisa ditebak semua karena uang.

Ikhwah fillah, mari sadarkan diri Anda semua. Uang memang bisa membeli rumah, tapi tidak bisa membeli ketenangan. Uang bisa membeli dunia, tapi tidak akan pernah bisa membeli bahagia. Bahagia dan surga hanya bisa dibeli dengan ‘sekadar uang' yang dikuasakan oleh ketaatan yang sempurna kepada Allah dan rasul-Nya. Astagfirullah. Wallahu A'lam. (republika.co.id/Salimah)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.