Terapkan TTG, Cara Unija & Kemenristek/BRIN Tingkatkan Ekonomi Produktif Petani Sumenep

Avatar of PortalMadura.com
Mesin teknologi tepat guna yang diterima kelompok tani Amanah Desa Matanair, Kecamatan Rubaru, Sumenep. (Ist for @portalmadura.com)
Mesin teknologi tepat guna yang diterima kelompok tani Amanah Desa Matanair, Kecamatan Rubaru, Sumenep. (Ist for @portalmadura.com)

PortalMadura.Com, – Universitas Wiraraja () dan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional () Republik Indonesia menerapkan teknologi tepat guna sebagai upaya peningkatan petani di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.

Dosen Prodi Teknologi Hasil Pertanian Unija, R. Amilia Destryana, S.TP., MP., M.Sc menjelaskan, Unija dan Kementerian Ristek/BRIN menjunjung tinggi penerapan teknologi dalam upaya peningkatan inovasi Perguruan Tinggi bekerja sama dengan kelompok tani Amanah di Desa Matanair, Kecamatan Rubaru, Sumenep.

“Kami berhasil menerapkan teknologi tepat guna berupa dalam proses memproduksi lengkuas segar,” katanya, di Sumenep, Jumat (14/8/2020).

Pada program kemitraan masyarakat tahun ini, pendanaannya bersumber dari Kementerian Ristek/BRIN. Dan Ia lakukan bersama Ika Fatmawati, S.TP., MP selaku dosen Prodi Agribisnis Universitas Wiraraja Madura.

R. Amilia menyampaikan, bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan manajemen penanganan pasca panen lengkuas dari segi proses pencucian yang dapat berpengaruh positif terhadap kualitas lengkuas.

Menurut dia, teknologi tepat guna atau yang biasa disebut TTG, memiliki dampak yang cukup besar dari segi ekonomi, sosial dan budaya para petani, terutama peningkatan kualitas dan kuantitas pengolahan lahan pertanian, baik skala kecil, menengah dan besar.

Video Dirgahayu Republik Indonesia ke-75 tahun 2020

TTG dapat menjadi pilihan yang baik untuk para petani, karena biaya investasi yang relatif murah, biaya perawatan juga relatif murah tetapi memiliki fungsi yang cukup baik dan bermanfaat untuk efisiensi produksi.

Terutama dalam teknologi pasca panen, kata dia, penerapan mesin-mesin TTG telah mengubah perilaku petani untuk mengubah kualitas produk menjadi lebih baik atau mengikuti keinginan konsumen.

“Jadi, peningkatan proses ini dapat meningkatkan nilai tambah dari produk yang dihasilkan, baik produk segar maupun produk jadi,” ujarnya.

Ia menjelaskan, keberhasilan pengembangan teknologi pasca panen bergantung pada keberhasilan inovasi teknologi dan pendampingan yang dilakukan oleh pihak-pihak akademisi.

“Dalam kegiatan ini, ada dua metode pelaksanaan yang dilakukan, yaitu melalui pelatihan dan pendampingan penerapan TTG dan manajemen usaha tani,” jelasnya.

Pada pendekatan pelatihan, meliputi; 1) pelatihan manajemen pasca panen lengkuas; 2) pelatihan manajemen koordinasi petani lengkuas dalam manajemen usaha tani.

Sedangkan metode pendampingan, yaitu berupa; 1) pendampingan keterampilan teknologi pencucian lengkuas untuk menghasilkan produk lengkuas yang berkualitas; dan 2) pendampingan pengurusan hak cipta.

“Dari program ini diharapkan penerapan TTG dapat menjadi solusi berbagai permasalahan dalam pembangunan pertanian, terutama isu ketahanan pangan,” tegas Amilia.

Efisiensi proses produksi melalui penerapan TTG mesin pencuci lengkuas adalah salah usaha dalam menghadapi pasar global. Selain itu, dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan produk ramah lingkungan.

Melalui program tersebut, Tim Universitas Wiraraja yang didukung Kemenristek/BRIN memberikan bantuan berupa mesin pencuci lengkuas dalam upaya peningkatan kualitas lengkuas di Desa Matanair, Kecamatan Rubaru.

Mesin teknologi tepat guna yang diterima kelompok tani Amanah Desa Matanair, Kecamatan Rubaru, Sumenep. (Ist for @portalmadura.com)
Kelompok Tani Amanah Desa Matanair, Kecamatan Rubaru, Sumenep bersama Tim Unija. (Ist for @portalmadura.com)

Sementara, Ketua Kelompok Tani Amanah, Desa Matanair, Kecamatan Rubaru, Sumenep, Ilyas menjelaskan, Kelompok Tani Amanah didirikan sejak tahun 2002 dengan pengelolaan usaha sederhana dan berbasis kekeluargaan.

Para anggota, sama-sama memanfaatkan lahan yang dimiliki. “Seluruh anggota kelompok tani rata-rata menanam komoditi lengkuas sebagai komoditi unggulan sehingga hasil produksi lengkuas cukup melimpah,” katanya.

Pihaknya menyebutkan, dengan adanya program penerapan teknologi tepat guna, maka sangat membantu dalam efesiensi tenaga dan waktu serta biaya produksi.(*)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.