Teknologi untuk Transparansi dalam Akuakultur Berkelanjutan

Avatar of hartono
Teknologi untuk Transparansi dalam Akuakultur Berkelanjutan
Ilustrasi Praktik Akuakultur Berkelanjutan, KOLTIVA

PortalMadura.Com, Jakarta – Akuakultur menjadi alternatif penting untuk perikanan tradisional, namun praktik yang tidak berkelanjutan dapat merusak lingkungan dan ekonomi lokal. Dampaknya tidak hanya pada populasi ikan, tetapi juga sumber daya laut lainnya seperti rumput laut, udang, dan kepiting, yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem.

Menurut Sarah Harding, Head of Sector Aquatic Resources di KOLTIVA, eksploitasi berlebihan dalam akuakultur dapat merusak ekosistem. Beberapa dampak yang muncul meliputi penurunan populasi ikan, stres lingkungan, peningkatan penyakit, dan penurunan produktivitas.

KOLTIVA menghadirkan solusi teknologi seperti sistem ketertelusuran KoltiTrace MIS untuk meningkatkan transparansi dan keberlanjutan dalam akuakultur. Teknologi remote sensing memungkinkan pemantauan real-time serta deteksi potensi ancaman lingkungan, sehingga membantu dalam menjaga produktivitas dan ekosistem.

Fariz Kukuh Harwinda, Product Portfolio and Engagement Manager di KOLTIVA, menjelaskan bahwa remote sensing mengintegrasikan data dari zonasi pesisir pemerintah dan sistem KoltiTrace untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi.

Selain itu, penggunaan kode QR memfasilitasi transparansi dalam produksi hasil laut. Kode QR ini membantu penelusuran produk dan memberikan informasi rinci kepada konsumen.

KOLTIVA, yang beroperasi di lebih dari 61 negara, mendukung praktik akuakultur berkelanjutan di berbagai negara, termasuk Indonesia dan Filipina, dengan fokus pada transparansi dan keberlanjutan rantai pasokan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses