PortalMadura.Com – Inversio uteri adalah kondisi serius yang terjadi ketika rahim terbalik dan bergerak ke bawah menuju leher rahim setelah persalinan. Meskipun jarang, kondisi ini bisa berakibat fatal karena meningkatkan risiko perdarahan hebat dan syok. Diagnosis dini dan penanganan cepat sangat penting untuk mencegah komplikasi serius.
Penyebab Inversio Uteri
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan inversio uteri antara lain tali pusar yang pendek, ketegangan pada tali pusar, penggunaan relaksan otot selama persalinan, kelemahan atau kelainan rahim, serta kondisi seperti plasenta akreta atau implantasi fundus plasenta. Kondisi ini juga lebih sering terjadi akibat tekanan pada fundus uteri selama persalinan, terutama jika dilakukan oleh tenaga medis yang kurang berpengalaman.
Gejala Inversio Uteri
Gejala inversio uteri meliputi tonjolan pada rahim, perdarahan hebat, syok hipovolemik, sesak napas, peningkatan detak jantung, nyeri di perut bagian bawah, dan kram otot. Kondisi ini biasanya mudah didiagnosis oleh dokter berdasarkan gejala yang muncul.
Pengobatan
Penanganan cepat sangat penting untuk menurunkan risiko kematian. Pengobatan meliputi pemberian infus oksitosin untuk mengencangkan rahim, tekanan pada perut untuk menghentikan perdarahan, dan dalam kasus ekstrem, operasi pengangkatan rahim. Selain itu, perubahan pola makan dan gaya hidup yang lebih sehat diperlukan setelah operasi atau pengobatan.
Apakah Inversio Uteri Berbahaya?
Inversio uteri adalah komplikasi persalinan yang sangat berbahaya dan bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan cepat. Meskipun langka, kondisi ini memerlukan perhatian medis segera untuk mencegah komplikasi serius. Penting untuk mengetahui riwayat medis lengkap dan memberikan informasi tersebut kepada dokter guna mengurangi risiko inversio uteri pada persalinan berikutnya.
Inversio uteri adalah kondisi langka namun serius yang dapat menyebabkan perdarahan hebat dan syok. Dengan penanganan cepat, ibu bisa pulih tanpa dampak jangka panjang pada rahim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel