PortalMadura.Com – Pasar kripto mengalami penurunan drastis hingga 9% dalam sepekan terakhir, yang memengaruhi sejumlah aset utama seperti Bitcoin (BTC), Solana (SOL), Ethereum (ETH), dan XRP. Penurunan ini dipicu oleh pertemuan Federal Reserve (The Fed) yang mengumumkan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin, sesuai ekspektasi pasar. Namun, pernyataan Jerome Powell, Ketua The Fed, yang menyebutkan bahwa bank sentral AS tidak mendukung kepemilikan Bitcoin dalam jumlah besar semakin memperburuk sentimen pasar.
Pasca pernyataan tersebut, harga Bitcoin anjlok lebih dari 6,5%, turun di bawah US$100.000. Penurunan harga juga terjadi pada aset kripto lainnya, di tengah kekhawatiran investor atas kebijakan Fed dan potensi likuidasi Bitcoin oleh pemerintah AS. Menurut Fyqieh Fachrur dari Tokocrypto, kondisi pasar saat ini ditandai volatilitas tinggi yang dipengaruhi keputusan moneter. Faktor utama yang memengaruhi harga Bitcoin dalam waktu dekat termasuk aksi ambil untung, arus keluar ETF BTC-spot, dan tren musiman menjelang Natal.
Fenomena “Reli Sinterklas” yang sering terjadi menjelang akhir tahun menjadi harapan investor, meski tidak selalu konsisten. Secara historis, Bitcoin mencatat reli sebelum Natal sebanyak tujuh kali dalam sepuluh tahun terakhir dengan keuntungan rata-rata di bawah 2%. Meski demikian, Fyqieh menekankan pentingnya analisis sentimen pasar, data on-chain, dan kebijakan makroekonomi sebelum mengambil keputusan investasi.
Investor disarankan memanfaatkan momen ini untuk mempertimbangkan potensi masuk ke pasar dengan harga yang lebih rendah, tetapi tetap harus berhati-hati. Strategi investasi yang matang dan analisis mendalam terhadap kondisi pasar akan menjadi kunci dalam menghadapi volatilitas pasar kripto saat ini.