NIA TYAS ANGGRAENI. Perempuan cantik ini, layak dibilang sosok kaum hawa yang mampu menjaga keseimbangan karir dan tugas seorang ibu rumah tangga.
Meski mempunyai kewajiban mengajar di SMKN I Kalianget, Sumenep, Jawa Timur. Namun, kodrat sebagai wanita tetap menjadi hal utama dalam hidupnya.
Aktivitas rumah tangga tetap dilakukan sebagai layaknya ibu rumah tangga pada umumnya. Dan amanah yang diemban yakni selaku tenaga pendidik mata pelajaran Teknik Bangunan justru mampu dijadikan penyempurna dalam rumah tangganya.
Konsepnya sangat sederhana. “Yang penting bisa mengatur waktu dan konsisten, mas,” ujar Tyas biasa disapa, sambil tersenyum pada PortalMadura.
Perempuan kelahiran Sumenep dipenghujung tahun 1982 ini, nyaris tak ada waktu yang terbuang sia-sia dalam hidupnya. Sulit dibayangkan ketika masih harus menerima job manggung sebagai penyaluran hobinya menyanyi.
“Saya masih senang menyanyi, mas. Kalau ada job, saya terima. Dan Alhamdulillah, keluarga dan anak-anak tidak ada yang protes,” katanya sambil membuktikan suara emasnya yang menguasai semua jenis lagu.
Luar biasa memang perempuan yang satu ini. Pendidikannya juga tidak ketinggalan. Strata satu (S-1)nya di teknik bangunan diselesaikan di Unisa dan Strata dua (S-2)nya ditehnik sipil sudah tuntas di Untag Surabaya.
Bagaimana Sosok Perempuan Madura?.
Tyas yang suka makan gado-gado ini menilai, jika perempuan Madura itu mempunyai keunikan tersendiri. Selain ulet, dan pendiriannya teguh, juga kuat agamanya.
“Susah mas mencari wanita yang keuletannya sama dengan perempuan asli Madura. Apalagi, pendiriannya yang teguh. Kalau sudah dalam posisi benar, tetap akan membela diri. Sebab, setiap bertindak selalu dilandasi dasar-dasar agama,” terangnya.
Jadi sangat tidak benar, kata dia, jika perempuan Madura itu hanya dikategorikan sebagai perempuan yang hanya bisa di dapur dan kasur. Saat ini, sudah banyak perempuan Madura yang menempatkan dirinya sebagai wanita karir dan tetap menghargai kodratnya sebagai wanita.
Perempuan Madura yang berpendidikan tinggi juga tidak sedikiti. Mereka telah mampu melakukan perubahan ditengah-tengah kehidupan masyarakat yang sangat majemuk ini.
“Yang perlu dipahami, perempuan Madura tidak tertutup kok, selalu mau membuka diri untuk kemajuan dirinya demi agama dan bangsa,” pungkas perempuan yang bertempat tinggal di Perumahan Bumi Sumekar ini.(htn)