Apakah Benar Islam akan Memusuhi Perempuan yang Berpakaian Mini? Ini Pembahasannya

Avatar of PortalMadura.com
Apakah Benar Islam akan Memusuhi Perempuan yang Berpakaian Mini Ini Pembahasannya
ilustrasi

PortalMadura.Com – Dalam islam memang lah sudah menjadi kewajiban setiap perempuan didunia untuk menutupi auratnya. Hal tersebut sudah mutlak hukumnya dan memang harus direalisasikan sebagai umat muslim.

Lalu bagaimana dengan yang berpakaian mini atau tidak seperti yang dianjurkan islam? apakah benar islam akan memusuhi perempuan-perempuan yang berpakaian mini? Mari kita bahas.

mari kita tengok kembali kisah Nabi bersama Al-Fadl bin ‘Abbas sebagaimana dinarasikan oleh ‘Abdullah bin ‘Abbas di kumpulan hadis sahih Bukhori. Saat itu, Al-Fadl tengah melakukan perjalanan bersama Rasul menuju Mekah pada waktu haji Wada’. Saat rombongan sampai di Mekah, Rasul meminta rombongan untuk berhenti. Beliau ingin memberikan ceramah agama kepada orang-orang yang menyambut kedatangannya.

Saat itulah, seorang perempuan dari bani Khat’am, salah satu kabilah ternama di Mekah, mendatangi Rasul untuk meminta penjelasan tentang suatu perkara. Perempuan ini digambarkan memiliki wajah yang cantik jelita; ia berbeda di antara banyak perempuan lainnya.

Perempuan ini rupanya ingin bertanya soal kewajiban melakukan haji untuk ayahnya yang telah tua dan renta. Ia ingin tahu, bolehkan ia menggantikan ayahnya untuk melakukan ibadah tersebut. Rasul menjawab bahwa ia boleh berhaji untuk ayahnya.

Hal yang tak disadari Rasul saat percakapan ini terjadi adalah ulah Al-Fadl yang ternyata tak bisa memalingkan matanya dari kecantikan perempuan yang sedang ada di hadapannya. Seketika Rasul memegang dagu al-Fadl dan mengarahkan kepalanya ke arah lain.

Atas kisah ini, banyak tafsiran ulama yang bermunculan. Tak hanya terbatas pada kebolehan untuk menggantikan ibadah haji kepada orang-orang yang tak mampu, tapi juga soal sikap nabi yang lebih memilih memalingkan wajah Al-Fadl daripada meminta perempuan untuk menutupi wajahnya.

Dalam kitab Fathul Bari yang menjadi penjelasan untuk Shahih al Bukhari, Syekh Ibnu Hajar al Asqalani menyatakan bahwa kisah di atas menunjukkan betapa manusia memiliki kecenderungan untuk melihat hal-hal yang indah, termasuk di antaranya adalah keindahan dari manusia lainnya. Karenanya, apa yang dilakukan oleh Al-Fadl wajar saja adanya. Yang tidak wajar adalah melakukannya secara berlebihan, bahkan hingga menimbulkan gejolak perasaan yang tidak karuan.

Ulama hadis yang lahir di Kairo, Mesir pada 1372 ini lantas menyebut sikap Rasul yang memalingkan wajah Al-Fadl sebagai upaya untuk mengurangi risiko munculnya gejolak perasaan pada diri al-Fadl terhadap perempuan yang bahkan belum ia kenal.

Beberapa ulama menyebut saat peristiwa ini terjadi, sang perempuan tidak menutup wajahnya, sehingga kecantikan parasnya dapat dilihat oleh banyak orang. Ibnu Hazm, sebagaimana dikutip dalam “Fikih Sunnah Wanita”, berkata, “Jika wajah merupakan aurat yang harus ditutup, maka beliau (Rasul) tidak akan membiarkannya (perempuan) membuka wajahnya di hadapan manusia, dan tentulah beliau (akan) telah memerintahkan untuk menjulurkan penutup wajah dari atas kepalanya. Dan jika wajahnya tertutup, maka Ibnu Abbas tidak akan mengetahui apakah wanitu itu cantik ataukah jelek.”

Rasul nyatanya lebih memilih untuk memalingkan wajah Al-Fadl yang sedang terpesona, bukan memerintahkan agar sang perempuan menutup wajahnya. Rasul seolah tak ingin ambil pusing tentang bagaimana perempuan berpakaian, beliau lebih khawatir jika lelaki tak bisa mengendalikan pandangan.

Dari kisah ini semoga kita belajar untuk lebih menilai manusia secara lebih arif dan bijaksana, tak hanya sebatas pada bagaimana ia berbusana. Jika Rasul saja bersedia untuk berinteraksi dengan perempuan lain yang ‘berani’ menampakkan wajahnya, kenapa kita tak bisa mencontohnya, dan justru marah-marah terhadap cara orang lain berbusana? Intinya adalah islam tidak memusuhi perempuan yang berpakaian mini, Islam selalu memberikan kesempatan setiap umatnya untuk berubah serta bertaubat kepada Allah SWT.

Maka dari itu, jangan lah beranggapan bahwa islam membenci perempuan yang berpakaian mini, ini hanya masalah manusianya yang beranggapan bahwa yang berpakaian seperti itu akan di benci oleh islam. Namun, jangan salah sangka dan menghujat dulu, kewajiban menutup aurat dan berhijab masih harus dilakukan dan tetap menjadi kewajiban setiap perempuan muslim di dunia. Ini persoalan tentang habluminallah (hubungan dengan yang di Atas). Kita sebagai manusia tidak usah menghujat atau menghakimi perempuan yang belum berhijrah dan masih berpakaian mini. Berteman dengannya dan menuntunnya untuk lebih baik lagi, serta berhijrah bersama, itu jauh lebih baik. Karena islam selalu mengajarkan kita tentang kebaikan serta toleransi antar umat beragama juga sesama.

Kesimpulannya, masalah perempuan yang berpakaian mini itu dialah sendiri yang menanggung dosanya (urusan habluminallah nya). perempuan yang berpakaian mini tidak di benci islam. Namun tetaplah islam selalu memberikan kesempatan kepadanya untuk bertaubat serta berhijrah menutup auratnya dan kembali kejalan-Nya. (islami.co/Anek)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.