Bersyukur Jadi Kunci Kesuksesan

Avatar of PortalMadura.com
Bersyukur Jadi Kunci Kesuksesan
Ilustrasi (griyaquran.org)

PortalMadura.Com menurut ajaran agama Islam adalah wujud terima kasih seorang hamba kepada Allah SWT atas nikmat yang telah diperoleh. Hal ini menjadi cara terbaik agar selalu merasa cukup, meskipun sesungguhnya dalam keadaan berkekurangan.

Tidak terkecuali juga dengan kegagalan yang menimpa, seseorang dianjurkan untuk tetap bersyukur agar segala sesuatunya dimudahkan bahkan diberi jalan menuju kesuksesan. Lantas, benarkah orang yang bersyukur akan semakin sukses?.

Berikut penjelasannya:

Dalam sebuah ayat dijelaskan “Sungguh jikalau kamu bersyukur niscaya akan Kami tambahkan (nikmat) untukmu” (QS Ibrahim:7).

Ibn Katsir menyodorkan kisah nyata implementasi ayat di atas: diriwayatkan oleh Imam Ahmad ada seorang pengemis yang diberi sebutir kurma oleh Rasulullah, namun pengemis tersebut menolak karena merasa pemberian itu hanya sebutir biji kurma.

Kemudian, datang pengemis lain, Rasulullah berikan sebutir biji kurma. Terdengar ucapan terima kasih dan rasa syukur mendapat pemberian dari Rasulullah meski hanya sebutir kurma. Mendengar rasa syukur pengemis kedua ini, maka Rasulullah tambahkan 40 dirham untuknya.

Orang yang bersyukur adalah orang yang tahu berterima kasih. Bukan sekadar banyak atau sedikitnya rejeki yang diperoleh, tapi renungkan sejenak: yang memberi Anda rejeki itu adalah Sang Maha Agung. Ini saja sudah pantas membuat Anda bersyukur karena sedikit atau banyak Anda masih diperhatikan dan diberi rejeki oleh Allah SWT. Alhamdulillah.

Orang yang Bersyukur akan Jauh Lebih Produktif. Kenapa?

Karena mereka tahu memanfaatkan resources dan peluang yang ada. Orang yang selalu mengeluh akan menghabiskan waktunya menyesali diri. Berlama-lama dalam nestapa membuat Anda tidak siap menangkap peluang berikutnya. Orang yang bersyukur akan memanfaatlkan apa yang dimiliki saat ini, sekecil apapun itu, sebagai bekal untuk terus maju.

Orang yang bersyukur itu lebih bahagia dan optimis. Sementara orang yang pesimis akan sibuk meratapi kegagalan dan nyinyir akan kesuksesan orang lain, orang yang pandai bersyukur emosinya akan lebih stabil, sigap mencari solusi, melokalisir persoalan bukan melebarkannya ke mana-mana, dan taktis mengatur strategi. Dengan segala keterbatasannya, orang yang bersyukur akan membuat skala prioritas.

Siapapun tidak akan suka dengan orang yang selalu mengeluh, dan kalau dia punya problem seolah hanya dia satu-satunya di dunia orang yang punya masalah, dan semua orang harus memperhatikan masalahnya. Orang seperti ini tidak akan produktif berkarya, dan tidak akan bertambah nikmat dari Allah. Ayat di atas itu sangat nyata dan membumi.

Allah berfirman dalam QS al-baqarah: 152 “Ingatlah kepadaKu, niscaya Aku ingat kepadamu, bersyukurlah kepadaKu, dan jangan kufur (dari nikmatKu)”.

Ayat ini begitu padat-bergizi menggabungkan tiga konsep sekaligus: zikir, syukur dan kufur. Mengingat Allah (berzikir) akan membawa Anda kepada rasa syukur, sebaliknya orang yang lalai dari mengingat Allah, di mana setiap punya masalah dia menjadi kufur nikmat. Dia jadi lupa akan berbagai nikmat yang sudah Allah berikan sebelumnya.

Konsep syukur yang begitu dahsyat di atas, sayangnya begitu tiba di tengah-tengah masyarakat menjadi dipalingkan maknanya. Misalnya kata “Syukurin loe!” walhasil kata “syukur” berubah menjadi negatif, seolah bersyukur itu sama dengan mengejek kegagalan orang lain. Anda seolah mensyukuri kegagalan orang lain.

Mungkin ini sebabnya Anda sulit menjadi bangsa yang maju karena Anda keliru menerapkan makna syukur. Wallahu A'lam.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.