PortalMadura.Com, Jakarta – Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) mencatat 430 orang tewas akibat tsunami yang melanda Selat Sunda beberapa waktu lalu.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan selain korban tewas, terdapat 1495 orang terluka, 159 orang hilang dan 21.991 orang mengungsi.
“Ini data sementara, kemungkinan besok jumlah korban akan bertambah karena saat ini Tim SAR masih menyisir lokasi kejadian,” ujar Sutopo, Rabu, di Jakarta.
Sutopo mengatakan sejak kemarin proses evakuasi terhambat seiring hujan deras dan jalanan rusak.
Saat ini, lanjut Sutopo, tim SAR gabungan tengah berfokus mengevakuasi warga di Kecamatan Sumur, Pandeglang. dilaporkan Anadolu Agency, Rabu (26/12/2018).
Tim SAR, imbuh Sutopo, mengirimkan bahan makanan dan kendaraan untuk mengirimkan warga Sumur yang terluka ke rumah sakit.
Selain itu, tambah Sutopo, BNPB juga mencatat terdapat 924 unit rumah rusak, 73 penginapan, 60 toko, 434 perahu dan kapal, serta puluhan kendaraan bermotor.
Pandeglang menjadi wilayah terdampak yang paling parah, kata Sutopo. Terdapat 1143 orang terluka, 77 orang masih hilang dan 17.477 orang mengungsi.
Gelombang tsunami melanda Selat Sunda pada Sabtu malam 22 Desember 2018. Lima Kabupaten terdampak, yaitu Serang, Pandeglang, Lampung Selatan, Pesawaran dan Tanggamus.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan tsunami itu terjadi akibat adanya longsoran Gunung Anak Krakatau yang erupsi sejak Juli 2018 lalu. (AA)