Cari Pengalaman Berkendara yang Terbaik? Jangan di Kota Ini!

Avatar of PortalMadura.Com
Cari Pengalaman Berkendara yang Terbaik? Jangan di Kota Ini!
Driving

PortalMadura.Com, – Berdasarkan survei Indeks Kepuasan Pengemudi Global (Global Driver Satisfaction Index) yang dilakukan oleh aplikasi navigasi lalu lintas Waze, ditemukan fakta bahwa Jakarta menempati posisi terbawah kedua, setelah Manila, Filipina, sebagai kota dengan tingkat kepuasan mengemudi terburuk karena buruknya polusi, tingkat kemacetan yang parah, kualitas jalan yang kurang baik, lahan parkir yang kurang, serta harga bahan bakar minyak yang dinilai mahal oleh masyarakat.

Buruknya infrastruktur di Jakarta dirasakan tidak hanya oleh masyarakat, tapi juga oleh para pebisnis lokal maupun asing yang berkunjung ke Jakarta. Mereka berpendapat bahwa tidak adanya rencana matang untuk memperbaiki fasilitas umum dan angkutan massal berkontribusi besar terhadap kemacetan di jalan raya, sehingga masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi untuk beraktivitas.

Terkait dengan hal ini, Carmudi tertarik untuk menganalisa, apakah ada pengaruh kemacetan lalu lintas terhadap rata-rata jarak tempuh mobil bekas? Untuk mencari tahu jawabannya, Carmudi, platform jual beli kendaraan teraman, melakukan analisa terhadap ribuan mobil bekas dari berbagai kota yang terdaftar di listing Carmudi.

Carmudi melakukan analisa dengan membandingkan rata-rata jarak tempuh setiap mobil bekas berdasarkan merek, jenis bahan bakar, usia kendaraan dalam rentang dua hingga lima tahun. Secara umum, rata-rata jarak tempuh mobil bekas di Indonesia adalah 40 ribu kilometer, sedikit di bawah rata-rata global yang menyentuh angka 42 ribu kilometer.

Mobil-mobil bekas yang tergolong baru memiliki rata-rata jarak tempuh 25 ribu kilometer, sedangkan untuk mobil bekas yang berusia lima tahun memiliki rata-rata jarak tempuh 53 ribu kilometer. Hal yang mengejutkan ditemukan fakta bahwa rata-rata jarak tempuh mobil bekas di Jakarta adalah 22.580 kilometer, jauh di bawah rata-rata nasional 40 ribu kilometer.
Hal ini ternyata diakibatkan oleh kemacetan lalu lintas yang menyebabkan pengemudi di Jakarta tidak banyak bergerak leluasa mengemudikan mobilnya.

Dilihat dari asal negara dan mereknya, mobil-mobil dari negeri sakura secara rata-rata memiliki jarak tempuh yang lebih jauh dibandingkan mobil-mobil pabrikan dari negara lain.

Mitsubishi, Nissan, Honda, dan Toyota memiliki rata-rata jarak tempuh 35 ribu hingga 37 ribu kilometer, dengan rata-rata usia mobil 3,6 tahun. Mobil-mobil dari Amerika dan Eropa memiliki rata-rata jarak tempuh lebih sedikit dan usia yang lebih muda. Misalnya, mobil bekas Ford memiliki rata-rata jarak tempuh 29.100 kilometer dengan rata-rata usia 3,4 tahun, Chevrolet dengan 29.700 kilometer dengan rata-rata usia 3,5 tahun.

Dilihat dari jenis bahan bakar, mobil bekas dengan bahan bakar diesel memiliki rata-rata jarak tempuh yang lebih jauh dengan 40.100 kilometer, diikuti oleh bensin dengan 29.100 kilometer, hybrid dengan 25 ribu, dan bahan bakar gas dengan 24.700 kilometer.

Mobil bekas berbahan bakar diesel memiliki jarak tempuh yang lebih jauh karena pembakarannya lebih efisien hingga 15% dibandingkan bahan bakar jenis lain.

“Studi yang dilakukan Carmudi ini dilakukan untuk membuktikan bahwa ada keterkaitan erat antara buruknya infrastruktur jalan raya di suatu negara dengan rata-rata jarak tempuh mobil. Semakin macet kondisi lalu lintas, jarak tempuh mobil semakin berkurang dan mengakibatkan kepuasan dan kenyamanan berkendara anjlok. Tidak berhenti disitu, pada skala besar dan  jangka panjang terjadi inefisiensi konsumsi bahan bakar, inefisiensi waktu, dan kesehatan masyarakat luas dalam taruhan karena terpapar polusi akut setiap hari,” jelas Gunnar Rentzsch, Co-Founder Carmudi Indonesia terkait temuan dari analisa yang dilakukan.(rls/har)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.