Dekonstruksi Miskin Absolut

Avatar of PortalMadura.Com
Dekonstruksi Miskin Absolut
Zuhud Salam Syam

PortalMadura.Com – Setiap manusia diciptakan dalam derajat dan martabat yang sama. Akan tetapi, model kehidupan di masayakat menginterpretasikan berbeda mengenai kehidupan varian kaya-miskin, bahkan mengukuhkan (miskin absolut) dalam kontruksi sosial untuk menghegemoni pola pikir masyarakat mengenai status sosial dan kasta dimasayarakat Madura.

Anehnya sebagian ideology tertentu mendoktrin semua yang terjadi adalah bagian dari kodrat manusia, askripsi sosialpun mendikotomi kaya-miskin demi mengagungkan jawaban bahwa bukanlah tanggung jawab manusia, melainkan refleksi dari ideology. Hal ini dipertegas Kingley Davis dan Davis Moore (1945), faktanya kemiskinan mencakup juga pengertian yang lebih luas daripada sebatas definisinya yang ekonomik, merupakan sesuatu yang given dan harus difahami sebagai sesuatu yang sudah “tersaji sebagai fakta yang tidak terelakkan” oleh sebab itu harus diterima apa adanya.

Fakta sosial menyajikan jawaban dalam kehidupan masyarakat, bahwa kemiskinan melahirkan kesenjangan sosial antara sikaya dan simiskin. Jarak taraf hidup antara yang miskin dan yang kaya kian menjauh. Kata orang sekarang “kalau simiskin sekarang sudah bisa beli sepeda motor, dan kemudian bisa mengganti becaknya denganViar, maka sikaya kini sudah bisa mengganti Cerrynya dengan Xpander dan Fortuner”.

Walaupun teori fungsionalisme menyatakan sesungguhnya kemiskinan itu sendiri secara struktural mempunyai fungsi yang akan melestarikan eksistensi kehidupan yang berada di masyarakat (miskin absolut). Dekontruksi yang intens untuk menghegemoni yang ekstens demi memperkukuh dominasi kaya-miskin.

Kemiskinan absolute ini terjadi sebagai akibat sirkulasi ekonomi yang belum stabil, walau sebagian disebabkan oleh system kemudian diikuti oleh pemberlakuan diskriminatif masyarakat terhadap simiskin dalam kehidupannya, sehingga disimbolkan sebagai miskin absolute.

Dipanggung kehidupan sosial, kemiskinan absolute seperti itu ditengarai adanya kelangkaan sumberdaya yang dialami oleh golongan masyarakat miskin, bukan karena tidak adanya sumberdaya itu dalam masyarakat. Melainkan, tidak adanya akses bagi orang miskin absolute untuk memasuki panggung dimana sumberdaya itu berada.

Tidak adanya pemberlakuan kesamaan hak atau memang tidak mengetahui akan keberadaan hak, sehingga mereka dilabelkan sebagai masyarakat miskin absolut dan berstatus marjinal, terdiskriminasi dan teringkari hak-haknya untuk mendapatkan akses kesumber pendapatan yang menjamin kehidupan lebih layak.

Akhir-akhir ini dibeberapa negara berkembang, kesenjangan sosial dan ekonomi demikian parahnya seringkali kemiskinanan absolute terperangkap situasi dan kondisi. Oleh sebab itu mereka harus bisa bergelut dengan situasi diskrimansi dari lingkungan sosial untuk mempertahankan hidupnya.

Tidak sekali-kali bisa mengaktualisasikan kepentingannya supaya memperoleh kebutuhan mereka, khususnya yang berjangka panjang. Dari hari kehari, orang orang miskin absolut tidak memiliki kemampuan kecuali pangan, sesudah itu sandang dan papan, semua itu adalah kebutuhan pokok untuk bertahan hidup dalam jangka pendek, bahkan untuk mendapatkannya saja dengan jalan menuhankan sesuatu, misalnya menjual diri, dan menasbihkan kesetiaan kepada mereka yang mapan.(*)

Penulis : Zuhud Salam Syam
Pekerjaan: Guru di MTS (DUBA) Darul Ulum Banyuanyar , Madura

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.