Di Dunia, Kitab Ini Ternyata hanya Ada di Pamekasan dan Mesir

Avatar of PortalMadura.Com
Di Dunia, Kitab Ini Ternyata hanya Ada di Pamekasan dan Mesir
perbaikan kitab kuno oleh Perpustakaan Nasiaonal Indonesia (Foto: Marzukiy)

PortalMadura.Com, – Perpustakaan Raden Umro Pondok Pesantren Az Zubair Sumber Anyar Desa Larangan Tokol Kecamatan Tlanakan Pamekasan, Madura, Jawa Timur, ternyata mengoleksi ratusan kitab kuno. Tercatat ada sekitar 500 lebih judul kitab yang sampai sekarang masih tersimpan rapi.

K. Habibullah, Pengelola Perpustakaan Raden Umro menjelaskan, pihaknya memperoleh ratusan kitab kuno tersebut dari peninggalan pengasuh pondok pesantren Az Zubair terdahulu yang dikumpulkan dan dikelola perpustakaan agar tetap terawat dan tidak rusak.

“Untuk koleksi kitab ini sejak kapan, kepastiannya kita tidak tahu, karena kitab ini sudah ada ketika kami mencoba melakukan penyelamatan di tempatnya (pondok pesantren Az Zubair), itu banyak tumpukan yang rusak, kemudian kita selamatkan, naskah itu yang ada tahun berapa, pengelola pesantren sekarang itu tidak tahu,” katanya, Selasa (12/3/2018).

Menurut penelitian sebelumnya, ada dua kitab yang diketahui telah berusia ratusan tahun berdasarkan watermark pada kertas kitab tersebut. Yaitu kitab Bahrul Lahut atau kitab yang mempelajari tentang ketuhanan (tasawuf – falsafi). Kitab ini karangan Syech Abdullah Arif dari Aceh pada tahun 1600 – 1700. Versi asli tulisan tangan kitab ini hanya ada di Aceh, dan di Ponpes Sumber Anyar. Kitab ini juga ada di Malaysia, tetapi yang ada di negeri Jiran tersebut hanya katalognya saja.

“Kemudian kitab Al Muhith, yaitu kamus bahasa arab Karya Muhammad Fairuz Zabadi, keunikannya kitab ini di dunia hanya ada dua untuk versi tulisan tangan. Yaitu di Universitas Al Azhar Kairo, Mesir dan di Perpustakaan Raden Umro, Ponpes Az Zubair Sumber Anyar sendiri, ini kata peneliti bukan kata saya,” jelasnya.

Sebagian kitab kuno yang ada di perpustakaan tersebut tidak bisa dibaca lagi lantaran kertasnya rusak. Tetapi saat ini tengah dilakukan perbaikan oleh demi menjaga warisan para pendahulu bangsa Indonesia agar bisa dinikmati oleh penerus bangsa di masa yang akan datang. (Marzukiy/Nanik)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.