Efek Negatif Tindak Kekerasan pada Tumbuh Kembang Anak

Avatar of PortalMadura.com
Efek Negatif Tindak Kekerasan pada Tumbuh Kembang Anak
ilustrasi

PortalMadura.Com – Sepanjang tahun 2019, berbagai peristiwa kekerasan masih terus tejadi, salah satunya di lembaga pendidikan. Biasanya, modus kekerasan yang dilakukan di sekolah seperti berupa dicubit, dipukul, dibentak, dijemur di terik matahari, dan dihukum untuk lari mengelilingi lapangan, yang bisa menimbulkan korban jiwa.

Tidak hanya itu saja, kekerasan ternyata juga bisa berdampak buruk pada . Layaknya sebuah rantai, kekerasan yang dilakukan pada anak berisiko untuk memicu perilaku kekerasan lainnya di kemudian hari.

“Akan repot kalau di rumah anak sudah dididik keras, di sekolah dididik keras juga. Anak ini nantinya bisa mendidik anaknya sama keras, lalu kapan putusnya rantai kekerasan?” kata Komisioner Bidang Pendidikan, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Retno Listyarti, melansir dari Liputan6.com, Minggu (3/11/2019).

Berdasarkan aduan yang diterima oleh KPAI, selama bulan Januari hingga Oktober 2019, terdapat 127 kasus kekerasan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

“Cara menghukum anak murid dengan kesalahan tertentu sebenarnya jangan dengan fisik seperti lari atau dijemur. Budaya kekerasan sudah seharusnya diputus,” ucapnya.

Retno menjelaskan, ketika membuat kesalahan, anak-anak tidak menginginkan hukuman fisik. Mereka mengaku, lebih menginginkan hukuman lain seperti membersihkan taman daripada dipukul atau dicubit.

Baca Juga: 5 Efek Buruk Kekerasan Verbal pada Anak, Hati-hati!

“Masih ada guru yang memiliki persepsi bahwa tidak ada cara lain mendisiplinkan anak kecuali dengan kekerasan. Budaya untuk mengajak anak berdiskusi justru tidak dibuat. Jadi budaya kekerasan fisiknya diwariskan, padahal seharusnya diputus,” ungkapnya.

Cara mendisiplinkan anak salah satunya bisa dilakukan dengan memberikan kesempatan untuk berbicara. Cara ini merupakan bagian dari pendidikan demokrasi, yakni dengan mengizinkan anak menyampaikan pendapat.

“Ini bisa membuat anak tidak mengedepankan pukulan. Jadi kalau ada kesalahan jangan diberikan hukuman fisik, tapi bicara. Kita punya perbedaan pendapat, bicarakan. Nah, dialog seperti ini yang nampaknya belum dibangun di lingkungan pendidikan kita,” tutupnya.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.