PortalMadura.Com, Jakarta – Penyakit kardiovaskular (CVD) masih menjadi penyebab utama kematian global menurut WHO. Salah satu cara untuk mendeteksi gangguan jantung adalah dengan Elektrokardiogram (EKG), namun keakuratan diagnosis bergantung pada keahlian kardiolog.
Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Dr. Sani Muhamad Isa, Guru Besar Data Science BINUS University, memperkenalkan penggunaan AI dan machine learning untuk meningkatkan akurasi analisis sinyal EKG. Teknologi ini mampu mendeteksi gangguan seperti atrial fibrillation dan gagal jantung dengan lebih cepat dan tepat dibandingkan metode manual.
Prof. Sani menjelaskan bahwa AI juga memungkinkan analisis Heart Rate Variability (HRV), yang berperan penting dalam kardiologi dan kesehatan atletik. Teknologi ini dapat diintegrasikan ke dalam perangkat wearable seperti jam tangan pintar, memungkinkan pemantauan real-time dan deteksi dini pola abnormal.
Penelitian BINUS University telah menunjukkan bahwa AI dalam analisis HRV mampu memprediksi aritmia dengan akurasi tinggi, membantu diagnosis dan pengobatan lebih efektif.
Prof. Sani, yang dikukuhkan sebagai Guru Besar ke-34 BINUS, berkomitmen untuk terus mengembangkan teknologi ini sebagai bagian dari upaya membina dan memberdayakan masyarakat melalui inovasi dalam bidang ilmu data.