PortalMadura.Com – Tidak hanya menahan haus dan lapar, puasa seharusnya juga meninggalkan perbuatan-perbuatan tercela. Salah satu perbuatan tidak baik itu adalah gibah (menggunjing orang lain), dusta, dan perbuatan haram lainnya.
Sebagaimana dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang tidak meninggalkan dusta dan malah melakukan konsekuensinya, maka Allah tidak pandang lagi pada makan dan minum yang ia tinggalkan” (HR. Bukhari, no. 1903).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda,
رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوعُ وَالْعَطَشُ وَرُبَّ قَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ قِيَامِهِ السَّهَرُ
“Betapa banyak orang yang hanya dapati dari puasa rasa lapar dan dahaga saja. Dan betapa banyak orang yang salat malam hanya mendapatkan rasa capek saja”(HR. Ahmad, 2:373 dan Ibnu Majah, no. 1690. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadis ini jayyid).
Syaikh Prof. Dr. Musthafa Al-Bugha berkata bahwa mencela, berdusta, gibah (menggunjing), namimah (mengadu domba) dan semacamnya termasuk perbuatan yang haram secara zatnya.
Baca Juga : Sumenep Hamburkan Uang Rakyat?
Namun dari sisi orang yang berpuasa, hal ini lebih berbahaya karena bisa menghapuskan pahala puasa, walau puasanya itu sah dan telah dianggap menunaikan yang wajib. Sehingga perkara ini tepat dimasukan dalam adab dan sunah puasa. Wallahu A’lam.
