Hingga Akhir April, Utang Luar Negeri Indonesia Capai Rp5.602 Triliun

Avatar of PortalMadura.com
Bank Indonesia tempuh 5 kebijakan hadapi ekonomi 2019
dok. Gedung Bank Indonesia. (Foto. AA)

PortalMadura.Com – Bank Indonesia mengumumkan posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir April 2020 mencapai USD 400,2 miliar atau Rp 5.602,8 triliun bila dikonversi dengan kurs Rp 14.000 per dolar AS.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Onny Widjanarko mengatakan, utang luar negeri tersebut terdiri dari ULN sektor publik (pemerintah dan bank sentral) sebesar USD 192,4 miliar dan ULN sektor swasta (termasuk BUMN) sebesar USD 207,8 miliar.

“ULN Indonesia tersebut tumbuh 2,9 persen secara tahunan, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan Maret 2020 sebesar 0,6 persen secara tahunan,” ujar Onny dalam keterangan resmi, Senin (15/6/2020).

“Ini disebabkan peningkatan ULN publik di tengah perlambatan pertumbuhan ULN swasta,” sebutnya.

Dia mengatakan ULN pemerintah pada April meningkat setelah bulan sebelumnya mengalami kontraksi.

“Posisi ULN pemerintah pada akhir April 2020 tercatat sebesar USD 189,7 miliar atau tumbuh 1,6 persen secara tahunan, berbalik dari kondisi bulan sebelumnya yang terkontraksi 3,6 persen secara tahunan,” tambah Onny.

Onny mengatakan perkembangan tersebut dipengaruhi oleh arus modal masuk pada Surat Berharga Negara (SBN), dan penerbitan global bonds pemerintah sebagai bagian dari pemenuhan kebutuhan pembiayaan, termasuk dalam rangka penanganan wabah Covid-19.

“Pengelolaan ULN pemerintah dilakukan secara hati-hati dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas yang saat ini dititikberatkan pada upaya penanganan wabah Covid-19 dan stimulus ekonomi,” jelas dia.

Sementara itu, belanja sektor prioritas menggunakan ULN pemerintah antara lain mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,3 persen dari total ULN pemerintah), sektor konstruksi (16,4 persen), sektor jasa pendidikan (16,2 persen), sektor jasa keuangan dan asuransi(12,8 persen), dan sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (11,6 persen).

Kemudian, Onny menambahkan bahwa tren perlambatan ULN swasta masih berlanjut dengan pertumbuhan pada akhir April 2020 sebesar 4,2 persen secara tahunan, melambat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 4,7 persen secara tahunan.

“Perkembangan ini disebabkan oleh makin dalamnya kontraksi pertumbuhan ULN lembaga keuangan di tengah stabilnya pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan,” imbuh dia.

Onny menjelaskan pada akhir April 2020, ULN lembaga keuangan terkontraksi 4,8 persen secara harian, lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi bulan sebelumnya 2,4 persen secara tahunan.

Sementara itu, ULN perusahaan bukan lembaga keuangan sedikit meningkat dari 7,0 persen secara tahunan pada Maret 2020 menjadi 7,3 persen secara tahunan pada April 2020.

Beberapa sektor dengan pangsa ULN terbesar, yakni mencapai 77,4 persen dari total ULN swasta adalah sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin (LGA), sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor industri pengolahan.

“Struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya,” kata Onny.

Dia menambahkan bahwa rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir April 2020 sebesar 36,5 persen, sedikit meningkat dibandingkan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 34,6 persen.

Di samping itu, struktur ULN Indonesia tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang dengan pangsa 88,9 persen dari total ULN.(*)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.