Ini 3 Sejarah di Balik Tradisi Perayaan Natal

Avatar of PortalMadura.Com
Ini 3 Sejarah di Balik Tradisi Perayaan Natal
ilustrasi

PortalMadura.Com – Seluruh umat kristiani sudah bersiap-siap menyambut natal 25 Desember. Di hampir seluruh dunia saat ini tengah sibuk menyiapkan berbagai hal untuk perayaan hari Natal.

Misalnya, pohon Natal, hiasan daun pintu berupa rangakaian ranting, daun, dan lonceng, juga permen tongkat disiapkan. Ada begitu banyak tradisi Natal yang dilakukan selama ini, tanpa tahu dari mana asalnya. Nah, ini beberapa informasi mengenai segala pernak pernik Natal. Penasaran?.

Berikut penjelasannya:

Pohon Natal
Ada beberapa cerita berbeda di balik asal usul pohon Natal modern, meski tidak semua berakar pada kenyataan, dan mungkin hanya mitos belaka. Pohon Evergreen sebenarnya digunakan oleh orang-orang kafir di festival musim dingin selama ribuan tahun.

Selama titik balik matahari di musim dingin, pohon cemara menandakan datangnya musim semi. Saat agama Kristen menyebar ke seluruh Eropa, pepohonan mulai digunakan sebagai simbol Natal. Dalam permainan misteri di Jerman, mereka sering digunakan sebagai alat peraga, dipernis dengan apel sebagai gambaran dari Taman Eden.

Setelah itu, ada satu legenda yang terjadi pada abad ke-16, Martin Luther membawa pohon Natal untuk dihias di rumah-rumah. Luther diduga berjalan melewati hutan pada malam sebelum Natal, saat dia melihat ke atas untuk melihat bintang-bintang bersinar melalui dahan pohon, dia begitu terpesona melihat pemandangan.

Keindahan pemandangan tersebut ia sampaikan kepada anak-anaknya sehingga mengingatkannya akan Yesus dan kemudian memajang sebatang pohon di rumahnya sendiri.

Tapi, baru pada pertengahan abad ke-19 pohon Natal seperti yang Anda kenal sekarang akhirnya menjadi kebiasaan. Ratu Victoria Inggris mendorong suaminya Pangeran Albert untuk mendekorasi sebuah pohon saat ia kembali ke rumah di tempat yang sekarang menjadi kota Jerman. Ketika sebuah gambar keluarga kerajaan dengan pohon Natal mereka yang indah muncul di sebuah koran di London, tradisi tersebut juga menjadi populer di seluruh Inggris dan Amerika Serikat.

Hiasan Daun Pintu
Tradisi ini berawal di Roma kuno, orang-orang mulai menukarkan cabang-cabang pohon cemara selama perayaan tahun baru untuk saling menguntungkan satu sama lain. Orang-orang Romawi akhirnya mulai membentuk cabang-cabang ini menjadi sebuah cincin, dan menempatkannya di pintu, yang melambangkan kemenangan dan kehidupan kekal.

Dalam karangan hiasan tersebut, daun yang tajam dan runcing mewakili mahkota duri yang dikenakan oleh Yesus di kayu salib dan berry merah kecil melambangkan tetesan darah.

Karangan bunga Evergreen mewujudkan kehidupan kekal. Bagi beberapa orang Kristen, menggantung sebuah karangan bunga di ambang pintu telah menjadi undangan bagi Kristus untuk memasuki rumah seseorang. Tapi hari ini, orang kebanyakan menggantung karangan bunga di pintu mereka untuk memeriahkan Natal, membuat rumah menjadi cantik dan bagus, karena memang sudah menjadi tradisi.

Permen Tongkat
Inilah salah satu tradisi yang tidak Anda yakini. Satu cerita berlanjut dari sebuah choirmaster Jerman pada 1670, yang khawatir tentang anak-anak yang mengganggu selama kebaktian gereja yang panjang, jadi dia pergi ke pembuat permen untuk mendapatkan gula putih agar mereka diam.

Juru tanya kemudian meminta pembuat permen itu untuk membuat permen berbentuk tongkat, sehingga anak-anak akan mengingat kisah gembala yang datang untuk mengunjungi bayi Yesus. Namun, semua referensi untuk cerita ini bersifat anekdot dan tidak ada catatan nyata untuk membuktikan bahwa itu benar.(okezone.com/Desy)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.