Bisnis  

Inovasi Kebun Galon Sayuran di Desa Sukajaya

Avatar of hartono
Transformasi Limbah dengan Kebun Galon (Sumber : Yayasan Bayi Prematur Indonesia)
Transformasi Limbah dengan Kebun Galon (Sumber : Yayasan Bayi Prematur Indonesia)

PortalMadura.Com – Di Desa Sukajaya, Jawa Barat, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) bekerja sama dengan Koperasi Saung Agroternak Sukajaya (SAS) mengimplementasikan program pengabdian masyarakat yang inovatif untuk mengelola limbah plastik dan organik. Program ini, yang mendapat dukungan dari Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat UI, mengusung konsep Kebun Galon Sayuran sebagai solusi praktis. Inisiatif ini mengubah galon air mineral bekas menjadi media tanam untuk tanaman sayuran, dengan tujuan mengurangi limbah dan menyediakan alternatif pertanian ramah lingkungan.

Melalui penggunaan galon bekas sebagai wadah tanam, masyarakat dapat memanfaatkan ruang yang terbatas secara efisien. Galon tersebut dibagi menjadi dua bagian, yaitu media tanah dan air, yang memungkinkan kelembapan tanah tetap terjaga. Limbah organik lokal, seperti kotoran ternak dan sekam padi, digunakan sebagai media tanam. Pendekatan ini tidak hanya mengurangi biaya operasional pertanian, tetapi juga memberikan solusi untuk masalah limbah yang selama ini mengganggu lingkungan desa.

Program ini menguji coba beberapa jenis tanaman, seperti jeruk purut, cabai, dan kangkung, yang dipilih karena nilai ekonomis dan kemampuannya tumbuh baik dalam media galon. Meskipun menghadapi tantangan cuaca ekstrem, seperti hujan yang meningkatkan risiko jamur dan panas yang menarik hama, tim FTUI bersama Koperasi SAS terus berupaya memberikan pelatihan dan pemantauan rutin untuk menjaga keberlanjutan program ini.

Kolaborasi antara akademisi, masyarakat, dan lembaga lokal membuktikan bahwa sinergi ini dapat menghasilkan inovasi yang aplikatif dan bermanfaat. Dengan harapan untuk memperluas dampaknya, FTUI dan Koperasi SAS berkomitmen untuk terus mendampingi Desa Sukajaya. Program ini memiliki potensi untuk menjadi model pertanian berkelanjutan yang dapat diterapkan di berbagai desa lain di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses