Kenaikan Harga Beras Picu Inflasi Januari

Avatar of PortalMadura.Com
Harga beras melonjak
dok. Harga beras melonjak

PortalMadura.Com, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) pada Kamis menyebutkan 2018 sebesar 0,62 persen dengan indeks harga konsumen sebesar 132,1. Sementara kenaikan inflasi tahun 2018 dibandingkan tahun 2017 sebesar 3,25 persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, salah satu pendorongnya adalah kenaikan . Beras memiliki andil sebesar 0,24 persen terhadap inflasi bahan makanan. Seluruh bahan makanan, menurut dia, mengalami inflasi sebesar 2,34 persen pada Januari dan secara tahun ke tahun sebesar 2,95 persen.

“Tingkat inflasi pada komponen bahan makanan tersebut menyumbangkan 0,48 persen dari total inflasi Januari 2018,” ungkap dia, dilansir Anadolu, Kamis (1/2/2018).

BPS melansir harga gabah kering panen di tingkat petani naik 8,42 persen menjadi Rp5.415 per kilogram. Sementara di tingkat penggilingan juga mengalami kenaikan 8,41 persen menjadi Rp5.508 per kilogram.

Kemudian untuk harga gabah kering giling di tingkat petani juga mengalami kenaikan harga 7,07 persen menjadi Rp6.002 per kilogram. Begitupun dengan harga di tingkat penggilingan, naik 7,21 persen menjadi Rp6.099 per kilogram.

Selanjutnya, harga gabah kualitas rendah di tingkat petani turut meningkat 8,56 persen menjadi Rp4.922 per kilogram dan di tingkat penggilingan naik 8,57 persen menjadi Rp5.011 per kilogram.

“Dengan demikian, harga beras pun mengalami kenaikan sebesar 4,96 persen di penggilingan untuk kualitas premium menjadi Rp10.350 per kilogram,” jelas Suhariyanto.

Harga beras dengan kualitas medium di tingkat penggilingan juga naik 6,83 persen menjadi Rp10.177 per kilogram dan beras kualitas rendah di penggilingan juga melonjak 5,2 persen menjadi Rp9.793 per kilogram.

Menurut dia, pada Januari panen beras belum merata sehingga harganya masih tinggi. Dengan puncak panen raya di bulan Februari dan Maret, ia berharap harga beras dapat kembali turun.

“Di beberapa daerah harga gabah dan beras sudah turun sehingga kita harapkan beras tidak lagi menjadi pemicu inflasi,” imbuh Suhariyanto.

Selain beras, daging ayam ras juga mengalami inflasi sebesar 0,07 persen, ikan segar sebesar 0,05 persen, cabai rawit sebesar 0,04 persen, cabai merah 0,03 persen, dan buah-buahan 0,01 persen.

Selanjutnya, kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi pada Januari adalah transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,28 persen. Dua subsektor dari kelompok ini yang mengalami deflasi adalah biaya transportasi sebesar 0,51 persen dan komunikasi sebesar 0,03 persen. Kelompok pengeluaran ini memberikan andil deflasi pada Januari sebesar 0,05 persen.

“Deflasi pada biaya transportasi karena harga tiket penerbangan dan kereta api sudah kembali normal setelah sempat naik Desember lalu akibat libur natal dan akhir tahun,” jelas dia.

Inflasi Januari, menurut Suhariyanto, berdasarkan survei indeks harga konsumen (IHK) di 82 kota. Dari jumlah tersebut, 79 kota mengalami inflasi dan 3 kota mengalami deflasi.

Inflasi Terendah dalam tiga tahun

Suhariyanto juga menjelaskan, inflasi tahun ke tahun Januari 2018 merupakan yang terendah dalam tiga tahun terakhir dengan angka 3,25 persen. Pada Januari 2017, tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 3,49 persen dan Januari 2016 sebesar 4,14 persen.

“Pada tahun-tahun sebelumnya, banyak komoditas pangan yang menjadi pemicu inflasi,” jelas dia.

Sementara itu, tingkat inflasi Januari 2018 lebih rendah dari inflasi Januari 2017 yang ketika itu sebesar 0,97 persen.

Namun, inflasi Januari tahun ini lebih tinggi dari inflasi Januari 2016 sebesar 0,51 persen.(AA)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.