PortalMadura.Com – Anatoly Yakovenko, CEO Solana, mengkritik kebijakan pemerintah Joe Biden terkait pasar tenaga kerja, terutama di sektor teknologi blockchain. Yakovenko menyebut kebijakan ini tidak efektif, menyebabkan pekerjaan di ekosistem Solana dialihkan ke luar negeri, meskipun sebenarnya ada banyak peluang yang tersedia di AS.
Data dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan penurunan jumlah lowongan, yang menjadi indikasi melambatnya pertumbuhan lapangan kerja. Austin Federa dari Solana Foundation juga menyayangkan bahwa kebijakan pemerintah saat ini membatasi pekerja AS untuk memanfaatkan peluang besar di ekosistem Solana, meski ada lebih dari 200 lowongan yang tersedia.
Yakovenko sebelumnya juga mengkritik regulasi kripto di AS, khususnya pendekatan SEC yang dinilainya tidak logis, seperti saat SEC menganggap tokenisasi kartu Pokémon sebagai sekuritas. Ia menegaskan bahwa kebijakan jangka pendek ini berisiko menghambat pertumbuhan teknologi blockchain di AS.
Yakovenko optimistis, jika kebijakan tenaga kerja dan regulasi diperbaiki, AS bisa menjadi pemimpin global dalam teknologi blockchain. Namun, jika tidak ada perubahan, peluang untuk menciptakan pekerjaan stabil di sektor ini bisa terlewatkan.