Marak di Madura, “Berbagi” Rejeki Lewat Saweran (1)

Avatar of PortalMadura.Com

PortalMadura.Com – “Berbagi” rejeki lewat saweran cukup marak di Pulau Garam Madura, Jawa Timur. Disejumlah daerah di Indonesia pun ada, semisal saweran dalam ritual sakral upacara pernikahan adat Sunda. Acara saweran diyakini menarik rejeki bagi yang mengadakan, sebagai cara sedekah serta berbagi kebahagiaan dengan yang lain.

Namun, berbeda dengan fenomena yang terjadi di Madura. Dua tahun terakhir ini, banyak grup pengagum, pecinta dan penggemar terbentuk diberbagai pelosok desa, khususnya bagian utara dari wilayah Kabupaten Sumenep. Para grup itu, dapat dipastikan diundang untuk menghadiri pagelaran Sinden di rumah warga yang mempunyai hajatan.

Bersama Sinden, mereka berbagi rejeki lewat saweran. Sepintas, mereka seperti tak membatasi berapa jumlah rupiah yang akan diberikan pada penari Sinden tersebut. Memang, uang pecahan untuk saweran ada yang Rp1.000,-, Rp2.000, ada yang Rp5.000,-. Tapi, tidak hanya sekali saweran. Jika di total, setiap orang bisa mencapai Rp 50 ribu lebih, bahkan ada yang menghabiskan uang Rp100 ribu lebih, disetiap hajatan.

Dapat dibayangkan, jika dalam satu grup ada 20 orang, dan setiap orang menghabiskan uang Rp50 ribu saja untuk saweran, maka dalam satu grup, uang yang diberikan pada Sinden dalam bentuk saweran bisa mencapai Rp1 juta. Jika ada 50 grup dalam setiap hajatan warga dengan estimasi jumlah anggota sama 20 orang, maka uang yang terkumpul dari proses saweran bisa mencapai Rp50 juta.

Luar biasa bukan?. Padahal, jumlah grup pecinta atau pengagum Sinden, bisa mencapai ribuan yang tersebar di Pulau Garam Madura. Lalu, berapa kali dalam sehari menghadiri hajatan yang memang sengaja disajikan hiburan Sinden?. Faktanya, pada musim hajatan, setiap grup ada yang 3 sampai 4 kali dalam 1×24 jam diundang menghadiri hajatan yang ada Sindennya.

Uang saweran itu, mayoritas masuk pada kantong pribadi Sinden. Hanya, sekian persen yang mengalir pada crew keleningan sebagai bentuk bagi-bagi rejeki dari sang Sinden, karena sudah mengiringi berbagai jenis kidung Madura pada saat menari.

Saweran artis dangdut (Foto Netter)
Saweran artis dangdut (Foto Netter)

Penggemar musik dangdut di Madura juga sangat tinggi. Jika tidak sinden, maka mayoritas hajatan warga mendatangkan orkes dangdut. Saweran pun terjadi pada artis. Bedanya, tidak ada grup-grup seperti pada Sinden. Para penonton sesukanya berbagi rejeki lewat saweran.

Pendapatan artis lokal dari penggemarnya lewat saweran tidak sebesar Sinden. Artis dangdut hanya kebagian kisaran Rp200 ribu hingga Rp500 ribu. Itupun jika penonton banyak yang nyawer. Para penonton mayoritas datang sendiri tanpa ada undangan. Berbeda dengan penggemar Sinden yang terikat dengan undangan dari tuan rumah.

Fenomena tersebut dapat disaksikan diberbagai pelosok desa. Untuk kalangan warga kota, meski ada saweran relatif kecil. Kalau hajatan pernikahan yang mendatangkan artis, nyaris tidak ada saweran. Ini kebalikan dari kebiasaan warga pedesaan.(bersambung)

(Pimred PortalMadura.Com, Hartono)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.