Melon “Golden Alissa” Jadi Pengganti Tanaman Tembakau

Avatar of PortalMadura.com
Melon "Golden Alissa" Jadi Pengganti Tanaman Tembakau
Ketua Perhimpunan Petani Muda di Dusun Cangkreng, Desa Cencelen, Kecamatan Pakong, Ikramullah, memegang melon Golden Alissa (Foto: Hasibuddin)

PortalMadura.Com, – Sejumlah pemuda Desa Cencelen, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, menanam melon jenis Golden Alissa (Melon Madur) sebagai pengganti tanaman tembakau di wilayahnya.

“Ketimbang tembakau tentu lebih untung saat kami nanam melon,” kata Ketua Perhimpunan Petani Muda di Dusun Cangkreng, Desa Cencelen, Kecamatan Pakong, Ikramullah, Senin (5/8/2019).

Melon jenis Golden Alissa ini merupakan bibit asli Purwakarta, Jawa Barat, yang dibawa oleh para pemuda desa setempat.

Pria lulusan SLTA itu melakukan percobaan pada November tahun 2018 untuk mengetahui kualitas dari melon, gejala penyakit serta perkembangan buah. Kemudian, pada bulan Mei 2019 ia mulai serius menggarap lahan.

“Awalnya nanam sedikit menggunakan pot, setelah itu baru kita pindah lahan,” terangnya.

Ia menggunakan cultivator cakar baja agar menghasilkan tanah yang gembur. Selain itu, kapur pertanian untuk menaikkan PH (kadar keasaman) tanah.

“Untuk tanaman melon ini kita butuh PH tanah minimal 6 hingga 7, sedangkan PH tanah di sini hanya 5,” paparnya.

Ikram mengaku mengeluarkan biaya sekitar Rp 11 juta untuk membeli bibit sebanyak 4 pcs yang masing-masing pcs seharga Rp 650.000, berikut juga dengan biaya perawatannya.

Akhir Juli 2019, jerih payah ikram membuahkan hasil. Ia melakukan panen pertama ini dari panen 3,8 ton atau kisaran Rp 20 juta.

Dari panen tersebut, dihasilkan buah yang terdiri dari empat kelas. Untuk kelas tertinggi dipatok dengan harga Rp 10.000 sementara kelas paling bawah seharga Rp 4.000.

“Hasil per bibit tidak sama, kalau jualnya kita langsung dikirim ke Bali,” ujarnya.

Baca Juga : Kesadaran Lalin Warga Sumenep Minim, 80 Knalpot Brong Diamankan

Sementara itu, Kakak Kandung Ikram, Abdul Basir, berharap agar jerih payah dari kelompok petani bisa mendapat perhatian dari Pemkab Pamekasan. Karena, saat ini petani lokal masih menggunakan peralatan tradisional seperti cangkul.

“Saya berharap ada suntikan dana atau alat-alat pertanian supaya pemuda ini lebih bersemangat untuk bertani. Para petani juga bisa berkreasi dan mandiri,” pungkasnya.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.