PortalMadura.Com – Solana (SOL) tengah berjuang untuk melewati level resistensi di angka US$150, meskipun jaringan blockchain-nya menunjukkan fundamental yang kuat. Sejak 12 Agustus 2024, harga SOL stagnan di tengah persaingan ketat dengan blockchain lain seperti Ethereum. Kondisi ini mencerminkan tantangan yang dihadapi Solana di pasar kripto yang semakin kompetitif.
Salah satu faktor utama yang menahan laju kenaikan harga SOL adalah melemahnya prospek peluncuran ETF Solana spot di Amerika Serikat. Pada 16 Agustus 2024, Cboe Global Markets menarik kembali formulir terkait ETF Solana spot, yang memicu kekhawatiran bahwa SEC mungkin telah menolak proposal tersebut. Keputusan ini mengurangi optimisme investor, meskipun metrik jaringan Solana tetap kuat.
Di samping itu, persaingan dari Ethereum yang berhasil menurunkan biaya transaksi, serta popularitas memecoin di jaringan blockchain lain, turut menekan performa SOL. Meski demikian, metrik jaringan Solana menunjukkan bahwa potensi pertumbuhan masih ada, dengan Total Value Locked (TVL) di aplikasi desentralisasi (dApps) mencapai puncaknya sejak Oktober 2022.
Meskipun ada indikasi pertumbuhan pada TVL, tantangan tetap ada. Solana perlu meningkatkan aktivitas pengguna di ekosistemnya untuk mendorong kenaikan harga yang signifikan. Jika Solana berhasil mengatasi faktor eksternal ini dan mengembalikan sentimen positif di pasar, maka peluang kenaikan harga SOL masih terbuka.