Menkeu : Madura Sering Macet Karena Geliat Ekonomi

Avatar of PortalMadura.com

PAMEKASAN (PortalMadura) – Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur tahun 2013 mencapai 6,9 persen dan di Madura 6,2 persen dan Nasional pada tahun 2013 pertumbuhan ekonominya hanya 5,7 persen.

Hal itu diungkapkan Menteri Keuangan RI, Muhammad Chatib Basri, dalam kesempatan Seminar ‘Perkembangan Ekonomi Dan Fiskal Terkini’ bertempat di Pendopo Ronggosukowati Pamekasan, Kamis (16/1/2014).

Menurut Menteri Keuangan Chatib Basri, dari total pendapatan secara nasional di Jawa Timur ini menyumbangkan hampir 16 persen. Tak terkecuali perkembangan ekonomi di Madura pasca jembatan Surabaya-Madura (Suramadu).

Chatib Basri menjelaskan, setelah jembatan Suramadu beroperasi ternyata jarak tempuh antara Pamekasan-Surabaya tetap sama dibanding sebelum jembatan ada. Semestinya jarak tempuh itu semakin cepat.

“Hal itu disebabkan karena aktifitas ekonomi sudah mulai jalan dan akan terus berkembang, setelah terjadi banyak kemacetan di pinggir jalan menuju jembatan Suramadu,” katanya di depan ratusan peserta.

Dengan adanya beberapa titik kemacetan itu, lanjut Chatib Basri, sudah jelas banyak orang yang memiliki mobil dibanding sebelum ada jembatan Suramadu, dan adanya aktifitas ekonomi itu yang terus berjalan.

“Sudah pasti, kemacetan itu karena ekonomi masyarakat mulai terus meningkat dengan bisa membeli mobil dan aktifitas pasar di sana-sini,” jelasnya.

Oleh karena itu ke depan, tegas Basri, pemerintah daerah dan pusat harus konsen untuk memperbaiki infrastruktur di Madura, guna mengantisipasi persoalan-persoalan ekonomi yang sudah mulai muncul pasca jembatan Suramadu itu.

Hadir dalam kegiatan itu Ahsanul Qosasi Anggota Komisi XI DPR RI, Bupati Pamekasan Ahmad Syafii, dan Wakil Bupati Sampang Fadilah Budiono, serta perwakilan dari Sumenep dan Bangkalan.(reiza/htn)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.