PortalMadura.Com, Sumenep – Pengakuan masyarakat terhadap bekas Keraton Batuputih di Dusun Buras, Desa Batuputih Daya, Kecamatan Batuputih, Sumenep, Madura, masih tergolong kuat.
Salah satunya, tradisi ngalap berkah masih dilakukan oleh warga secara mandiri. Ngalap berkah berlangsung pada malam hari di malam tertentu melalui semedi.
Semedi sendiri berasal dari kata Sam dan Adi. Sam artinya besar, sedangkan Adi, artinya bagus atau indah. Umumnya, Semedi atau yang lebih dikenal meditasi adalah meningkatkan ketakwaan pada Allah SWT di tempat sunyi.
Lokasi yang dijadikan ngalap berkah di bekas Keraton Batuputih, Sumenep, yakni tepat di bawah pohon nome. Sebuah pohon rindang yang buahnya mengandung racun, biasanya dijadikan alat untuk menangkap ikan.
Ketika PortalMadura.Com berkunjung ke lokasi tersebut, masih terdapat bekas aktivitas manusia. Seperti ada sisa lampu minyak sumbu dan botol bekas minuman.
Warga setempat, Abdul Gani membenarkan jika di malam-malam tertentu ada orang yang datang untuk melakukan semedi. Maksud dan tujuannya, memang tidak diutarakan pada publik.
Namun, umumnya mereka ngalap berkah untuk mendapatkan petunjuk atas kesulitan yang dialami dalam hidupnya atau mempunyai cita-cita yang ingin dicapai.
“Ada saja yang datang untuk semedi [nyeppeh, Madura],” kata Abdul Gani beberapa waktu lalu.
Ngalap berkah di bekas Keraton Batuputih, kata dia, hanya dilakukan oleh orang-orang pilihan atau yang memiliki nyali pemberani. Tak semua orang bisa melakukan jika hanya ingin coba-coba.
“Kalau disenangi [penghuni gaib], ya aman dan tenang. Tapi, kalau tidak disenangi, pasti dapat gangguan tidak nyaman,” terang Abdul Gani.
Ia tidak menceritakan detail gangguan dari penghuni gaib itu. Hanya saja, sering terjadi keunikan diluar nalar normal manusia. Seperti mesteri bunyi gamelan (klenengan) layaknya di sebuah keraton dan penampakan bayangan kakek bersorban.
Abdul Gani yang mengaku pernah mendengar sayup-sayup bunyi gamelan dan bayangan kakek bersorban itu tidak merasa takut. Sebab, energi yang dirasakan positif dan tidak setiap malam bisa merasakan hal aneh itu.
“Bila pasaran legi [manis] saja. Seperti, malam Jumat manis, Senin dan malam Kamis manis,” terangnya.
Secara administrasi, bekas keraton pertama Arya Wiraraja Sumenep tersebut, berada di Dusun Buras, Desa Batuputih Daya, Kecamatan Batuputih, Kabupaten Sumenep atau berjarak sekitar 2,5 Km ke utara dari simpang 3 Koramil 0827/15 Batuputih. Berada di ketinggian 250 meter dari permukaan laut. Warga setempat menyebutnya, bekas Karaton Topote.(*)