Ornamentasi Makam Ratu Ibu Gambaran Pandangan Keagamaan dan Pola Relasi Sosial Warga Madura

Avatar of PortalMadura.Com
Ornamentasi Makam Ratu Ibu Gambaran Pandangan Keagamaan dan Pola Relasi Sosial Warga Madura
Ornamentasi Makam Ratu Ibu Sampang (Foto, Hairil Anwar)

PortalMadura.Com, – Situs Makam Ratu Ibu di Kampung Madegan, Kelurahan Polagan, Kecamatan Sampang Kota, Jawa Timur menjadi salah satu jujukan di Pulau Madura.

Banyak keunikan yang tersaji di sana. Secara kasatmata berupa ornamentasi yang merupakan sebuah karya seni luhur yang mencerminkan masa tertentu.

Terdapat banyak makam kuno di kompleks Pemakaman Ratu Ibu tersebut. Dari sini, setiap pengunjung tidak sekedar datang, namun dapat mengambil hikmah yang tersirat pada ornamentasi tersebut.

Ornamentasi Makam Ratu Ibu Gambaran Pandangan Keagamaan dan Pola Relasi Sosial Warga Madura
Sampang (Foto Hairil Anwar)

Seorang sejarawan yang bermukim di Sumenep, Hairil Anwar menyebutkan, bahwa ornamentasi itu, adalah karya seni masa klasik saat perkembangan Islam di Madura yang menjadi cerminan capaian tingkatan nilai estetik pada masanya.

“Motif geometris, tumbuhan, alam nyata dan alam imajiner tampil secara sempurna pada ornamentasi di beberapa makam tokoh Penguasa Madura di masanya, yakni pada kisaran abad ke-17 masehi,” kata Hairil sapaan akrab Hairil Anwar, Kamis (6/9/2018).

Bahkan ia mengungkapkan, ornamentasi tersebut menjadi sebuah gambaran tentang pandangan keagamaan dan pola relasi sosial masyarakat Madura.

“Pendekatan kepada Sang Pencipta, harapan tentang kehidupan di surga menjadi pola ornamentasi yang dominan menghiasi makam-makam kuno di kompleks itu,” ujarnya.

Menurutnya, ornamentasi tersebut juga menjadi sebuah simbol bagi banyak pihak yang ingin belajar memahami semangat spiritualitas masyarakat Madura.

“Cita-cita mulia pada kehidupan yang akan datang, harapan tentang keteraturan hidup, keinginan tentang ketentraman dan kedamaian hati adalah sebuah pandangan hidup masyarakat Madura di masa tersebut,” ungkapnya.

“Semuanya disajikan dalam bentuk ornamentasi pada makam sebagai singgasana terakhir manusia,” sambungnya.

Bagi Hairil, banyak pelajaran yang dapat diambil dari situs Makam Ratu Ibu tersebut, yakni mengajarkan tentang tatacara dan memaknai kehidupan di dunia melalui peninggalan sejarah tersebut.

“Saya percaya, kecantikan ornamentasi itu juga menunjukkan kecantikannya secara fisik dan tata perilaku. Keistimewaan Ratu Ibu sebagai wanita Madura terpampang melalui keunikan ragam hias di pusaranya,” pungkasnya.

Ornamentasi Makam Ratu Ibu Gambaran Pandangan Keagamaan dan Pola Relasi Sosial Warga Madura
Ornamentasi Makam Ratu Ibu Sampang (Foto Hairil Anwar)

Sumber lain menyebutkan, di daun pintu Gapura Paduraksa di komplek situs Ratu Ibu terdapat relief berupa seekor naga yang tertembus panah sampai ekornya sebagai sangkala memet yang berbunyi “Naga Kapanah Titis Ing Midi“.

Relief itu mempunyai arti tahun sakral ketika Raden Praseno diangkat sebagai penguasa Madura Barat oleh Sultan Agung. Naga Kapanah Titis Ing Midi merujuk pada angka tahun 1546 Caka atau 1624 Masehi.

Ahli sejarah Belanda HJ De Graff dalam bukunya De Op Komst Vab R Trunojo (1940), menulis tentang momen pengangkatan Raden Praseno sebagai Raja Madura Barat lengkap dengan tanggal kejadian, yakni 12 Rabi'ul Awal 1039 Hijriyah yang bertepatan dengan 23 Desember 1624 Masehi.

Itu adalah hari penetapan Raden Praseno yang bergelar Pangeran Cakraningrat I menjadi penguasa Madura Barat dengan Sampang sebagai pusat kerajaan.

De Graff juga menuliskan, bahwa Pangeran Cakraningrat I berhak menerima payung kebesaran kerajaan beserta upeti sebesar 20 ribu Gulden dengan cakupan kekuasaan meliputi Sampang, Arosbaya, dan Bangkalan atas terpilihnya Raden Praseno.

Video Makam Ratu Ibu Sampang

(Hartono)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.