Perubahan Ekosistem Alam di Sumenep Jadi Penyebab Hama Tikus Merajalela

Avatar of PortalMadura.com
Perubahan Ekosistem Alam di Sumenep Jadi Penyebab Hama Tikus Merajalela
Sosialisasi dan praktik membasmi hama tikus (Nor Fitriyah @portalmadura.com)

PortalMadura.Com, – Perubahan ekosistem alam yakni mulai berkurangnya hewan pemangsa tikus menyebabkan merajalela pada lahan pertanian, seperti di wilayah Guluk-Guluk, Sumenep, Madura.

Kondisi tersebut disampaikan koordinator penyuluh pertanian, Kecamatan Guluk-Guluk, Sumenep, Isromi Kurniawan, Senin (29/8/2022).

Menurut dia, menjaga ekosistem lingkungan perlu dilakukan dengan cara tidak memburu atau membunuh hewan pemangsa tikus, seperti ular dan burung. “Hewan itu pemangsa tikus,” terangnya.

Para petani juga disarankan untuk melakukan budidaya hewan pemangsa, misalnya burung hantu. Selain itu, untuk mengatasi hama tikus perlu ada gerakan bersama untuk membunuh tikus.

Caranya, kata dia, mencari lubang tikus dan membakarnya. Lalu ditutup. “Dibakar dan ditutup, lalu tikus dibunuh bersama-sama,” ucapnya.

Cara tersebut, sebaiknya dilakukan secara intens sebelum bercocok tanam. Minimal dapat mengurangi hama tikus.

Sementara, Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan-Pengamat Hama dan Penyakit [POPT-PHP] Kecamatan Guluk-Guluk, Sumenep Doni Nur Hidayat menyebutkan, serangan tikus yang terjadi di wilayahnya terjadi di semua desa.

Hama tikus paling parah, melanda Desa Bragung, Payudan Dungdang dan Desa Pananggungan. “Terbesar wilayah Bragung, dengan luas lahan 10 hektare,” terangnya.

Pihaknya sudah melakukan gerakan pengendalian hama tikus dengan mendatangi beberapa desa, seperti memberikan sosialisasi dan praktik langsung mengatasi hama di lahan warga.

Misalnya, dengan cara umpan beracun melalui pengemposan menggunakan belerang maupun dengan kompor tikus. “Proses itu bisa dilakukan selama satu musim saja, jika rutin kita lakukan 3-4 kali, maka musim berikutnya potensi hama tikus akan turun,” pungkasnya.(*)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.