Reses di Sumenep, MH Said Abdullah Sebut Muslimat NU Benteng Anak Cucu

Avatar of PortalMadura.com
Reses di Sumenep, MH Said Abdullah Sebut Muslimat NU Benteng Anak Cucu
Reses MH Said Abdullah bersama Muslimat NU Kabupaten Sumenep (@portalmadura.com)

PortalMadura.Com, Sumenep – Anggota DPR RI, MH Said Abdullah menggelar serap aspirasi (reses) bersama PC dan PAC Muslimat NU Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Kamis (30/7/2020).

Selain dihadiri langsung oleh Ketua Muslimat NU Sumenep, Nyai Hj. Dewi Khalifah, hadir pula Nyai Hj. Aqidah Usymuni serta para petinggi Muslimat NU di Sumenep.

MH Said Abdullah mengungkapkan, Muslimat NU itu penjaga generasi NU. Sehingga, kader Muslimat harus mampu menjaga anak cucu.

“Anak cucu harus dijaga. Artinya harus berpendidikan,” kata pria yang juga Ketua Banggar DPR RI ini.

Menurut politisi PDI Perjuangan ini, keluarga merupakan benteng pertama peradaban, terutama perempuan. Kecerdasan perempuan sangat penting demi menumbuhkan nilai moderat dan toleran dalam lingkungan keluarga.

“Kecerdasan perempuan, terutama ibu-ibu Muslimat NU bisa membentengi keluarganya dari ancaman radikalisme. Jangan sampai terprovokasi. Mari jaga generasi dari intoleransi. Sehingga mulai sejak dini bisa menghormati kebhinekaan dan keberagaman,” ungkapnya.

Nilai-nilai Islam toleran dibutuhkan demi menjaga NKRI. “Kita Islam Nusantara, yang santun, ramah, berkarakter dan berintegritas,” jelas Said.

Said mengajak kader Muslimat NU untuk terus menjaga nilai-nilai ahlussunah wal jamaah (aswaja) yang selama ini menjadi spirit warga NU.

“Marilah kita menjaga nilai-nilai aswaja, nilai toleransi, saling menghargai, saling menghormati perbedaan yang kita miliki,” tandasnya.

Di depan kader Muslimat NU, kata Said, pemerintah daerah juga harus memastikan anak didik dipikirkan secara baik. Sebut saja kata Said soal seragam. Pemerintah bisa memberikan subsisi Rp 300 ribu.

“Misal setiap orang tua dikasih Rp 300 ribu untuk seragam. Saya berharap orang tua sendiri yang jahit. Sehingga tukang jahit yang ada di desa bisa kerja. Kan ada perputaran ekonomi. Ini cara melayani masyarakat. Karena membahagiakan rakyat itu bagian dari ibadah,” kata Said.

Selain itu, mimpi Said ke depan juga soal kedaulatan pangan. Menurut Said, pahlawan pangan itu ada di desa. Terbukti, warga masih tanam bayem, cabai hingga marongghi (kelor).

“Itu pemerintah yang harus menggerakan pangan. Agar kalau ada wabah, kita sudah siap duluan,” ujar Said.

Memberdayakan Perempuan Madura

Selain itu, MH Said Abdullah juga berkomitmen memberdayakan perempuan Madura. Dalam hemat Said, budaya patriarki di Madura masih kental.

“Jujur saja, karena budaya Madura kan patriarki. Maka saya melihat sudah waktunya memberdayakan para perempuan kita. Salah satu pintu yang akan saya lakukan di setiap kabupaten di Madura melalui Muslimat NU. Pertama kali bersama kawan-kawan Muslimat NU Sumenep. Karena roadshow saya dimulai dari Sumenep,” kata tokoh lintas batas ini.

Pihaknya menegaskan, potensi perempuan Madura luar biasa. Buktinya, selama ini mereka tidak pernah mengeluh membantu para suami. Bagi Said, itu menjadi double income.

“Karena potensi perempuan ini luar biasa. Sama saja seperti sabun cuci. Kalau kita pompa, katakanlah beli saja Rp 20 ribu. Itu sudah Rp 100 juta. Itu sudah jadi modal tersendiri. Itu yang diinginkan. Produktivitas perempuan Madura,” tandas Said.

Sementara, Ketua Muslimat NU Sumenep, Dewi Khalifah mengapresiasi, kegiatan serap aspirasi bersama anggota DPR RI bersama PC dan PAC Muslimat NU. Tujuannya, untuk menyamakan sudut pandang terkait semangat kebangsaan dan potensi perempuan.

Selama ini, kata Nyai Eva sapaan akrabnya, sebagai bagian dari NU, Muslimat selalu ada di garda terdepan dalam mempertahankan dan memegang teguh ajaran Aswaja dan Pancasila melalui kompolan-kompolan (berkumpulan) dari cabang hingga ranting.

Menurut dia, digitalisasi membuat anak cucu kita berlama-lama berselancar di dunia maya. ibarat mata uang. Buktinya, dari bangun hingga tidur lagi anak cucu kita pegang gawai.

“Tantangan ke depan adalah digitalisasi. Sehingga harus ada yang membimbing anak cucu kita, apalagi dari bangun hingga tidur yang dipegang mereka adalah handphone,” ucapnya.

“Kita ingin kader Muslimat NU ikut mengajarkan tawasut dalam membangun spirit moderasi. Sikap-sikap itu yang harus diinternasionalisi ke setiap warga NU,” katanya.

Apalagi, sekarang ini tahun politik, Nyai Eva meminta agar semua pihak tidak terpecah belah dan tetap kompak. Perbedaan, merupakan rahmat.

“Jangan sampai karena politik tidak kompak. Tujuan kita untuk membesarkan Muslimat NU Sumenep,” tegasnya.

Selain itu, Ia mengajak para perempuan NU ini untuk meningkatkan produktivitas dan kapabilitas diri. “Karena perempuan adalah tiang bangsa,” ujarnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.