Kerja keras Sudarsono membangun fondasi Sanggar Tarara kini membuahkan hasil. Ia patut bersyukur sekaligus berbangga atas segala upaya tak kenal lelah yang selama ini dilakukan. Perjuangan dari nol hingga tumbuh menjadi sanggar tari paling konsisten di Bangkalan banyak mendapat apresiasi dari kalangan seniman yang tak hanya berkarya di dunia tari.
Impiannya menghidupkan kembali kesenian, khususnya tari, di Bangkalan bisa dilihat secara kasat mata. Sanggar Tarara bak kawah candradimuka, yang menggodok bibit-bibit penari hingga dikemudian hari siap melanjutkan tongkat estafet sekaligus berkontribusi bagi pembangunan Bangkalan di sektor kesenian.
Reputasi sanggar ini tak perlu diragukan. Prestasi dan penghargaan terbilang kenyang diraih, dari tingkat kabupaten maupun provinsi. Kiprahnya bahkan terdengar hingga tingkat nasional. Tak hanya yang bersifat lomba. Sudarsono kerapkali dipercaya menggarap tari kolosal ataupun sendra tari yang juga melibatkan anak didiknya di Sanggar Tarara.
“Sejak tahun 2017 sanggar ini telah berbadan hukum dengan nama Yayasan Sanggar Tarara. Saya sendiri tercatat sebagai ketua sanggar periode 2017-2022 sekaligus ketua yayasan. Kini Sanggar Tarara tumbuh menjadi sanggar yang bisa dikatakan mandiri, atau sanggar satu paket,” tegasnya pada PortalMadura.Com beberapa waktu lalu.
Semua sarana pendukung proses kreatif berkesenian telah terpenuhi. Mulai dari tempat latihan, sektretariat, pelatih, kostum dan aksesoris, serta alat musik beserta pemain. Semua aset berharga ini didapat lewat proses panjang. Bukan hanya dari kerja keras Sudarsono, tapi juga semua elemen sanggar.
Di bawah …
DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI
